kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ABM Investama optimalkan bisnis logistik


Kamis, 11 Februari 2016 / 10:41 WIB
ABM Investama optimalkan bisnis logistik


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Meski komoditas tambang seperti batubara tengah loyo, perusahaan tambang PT ABM Investama Tbk (ABMM) masih tetap memproduksi emas hitam. Salah satu lini bisnis dari Grup Trakindo ini mematok produksi batubara antara lima juta ton sampai 5,5 juta ton sampai akhir tahun ini. 

Target tersebut memang tidak terlalu besar dari realisasi produksi batubara ABM tahun lalu yakni 6,74 juta ton. Atau dari hasil penjualan batubara ABMM di periode yang sama yang tercatat  6,68 juta ton.

Yovie Priadi, Direktur Strategi Korporasi PT ABM Investama Tbk menyebut, target awal produksi 2016 yang sudah dipatok tahun lalu, sebetulnya lebih besar dari target tersebut. Tapi, perusahaan ini merevisi target tersebut lantaran menyesuaikan dengan kondisi pasar dan harga batubara saat ini.

Selain itu, manajemen ABMM juga memperhatikan biaya penambangan sebelum memutuskan mematok target produksi batubara tersebut. Sayang, Yovie tidak merinci target kontribusi pendapatan dari bisnis batubara ini.

Yang jelas, perusahaan yang mempunyai sejumlah anak usaha ini tengah mengoptimalkan lini bisnis non tambang. Salah satunya adalah PT Cipta Krida Bahari, di bisnis jasa logistik. "Tahun ini kami menargetkan bisnis logistik bisa berkontribusi sekitar 14%-16% dari pendapatan Grup ABM," ujar Yovie kepada KONTAN, Rabu (10/2).

Langkahnya adalah dengan mengembangkan jaringan logistik secara regional. Selain itu, anak usaha ini akan memperkuat bisnis pelabuhan kargo (shorebase) di Indonesia Timur yang potensi pasarnya masih besar.

ABM Investama juga berupaya mendorong lini bisnis yang lain bisa berputar. Seperti lini bisnis pembangkit energi (power plant), konstruksi dan pertambangan non batubara. Langkah ini untuk menyeimbangkan portofolio bisnis yang dimiliki ABMM.

Saat ini, ABM Investama punya pembangkit dengan total kapasitas 1.100 mega watt (MW) yang tersebar di beberapa lokasi di Aceh sampai  dengan Papua. Tipenya mulai dari pembangkit listrik tenaga diesel, tenaga uap hingga tenaga gas.

Lantas untuk bisnis tambang non batubara seperti pasir bijih besi (iron ore),  perusahaan ini menargetkan bisa menggali lapisan tanah penutup (overburden) enam juta ton sampai akhir 2016.

Supaya rencana ini lancar, ABM sudah mengalokasikan belanja modal antara US$ 45 juta sampai US$ 50 juta yang berasal dari kas internal dan pinjaman. Harapannya ABM Investama bisa membukukan pendapatan US$ 680 juta-
US$ 740 juta tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×