kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ABM Investama targetkan produksi batubara di Aceh jadi 10 juta ton


Jumat, 01 Juni 2018 / 17:53 WIB
ABM Investama targetkan produksi batubara di Aceh jadi 10 juta ton
ILUSTRASI. ABM Investama ABMM


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Untuk memperkuat bisnis tambang dan penjualan batubara, PT ABM Investama Tbk (ABM) bakal lebih agresif mendorong produksi dari tambang di Meulaboh, Aceh. Setelah tahun lalu produksi batubara dari Aceh berhasil digenjot naik 479,35% menjadi 2,60 juta ton, tahun ini produksinya akan kembali dikerek hingga 5 juta ton.

"Target optimum kami di tahun 2019 nanti produksi dari tambang Aceh bisa mencapai 10 juta ton. Sehingga dari dua lokasi tambang di Aceh dan Kalimantan Selatan, ABM bisa memproduksi sekitar 15 juta ton batubara setahun," jelas Adrian Erlangga, Direktur Keuangan ABM Investama melalui keterangannya, Jumat (1/6).

Adrian Erlangga mengatakan, sejak awal perusahaan telah melakukan investasi yang cukup besar untuk membangun infrastruktur tambang yang mumpuni di Meulaboh. Sehingga ketika ingin meningkatkan produksi di sana pada tahun depan, ABM tak perlu menambah modal lagi.

“Kami memiliki dua tambang yang letaknya bersebelahan di Meulaboh, Aceh. Pada 2015 mulai beroperasi, lalu pada 2017 pun telah berproduksi. Ketika produksi dinaikkan menjadi 10 juta ton di 2019, kita tidak butuh modal besar karena sudah terakumulasi di awal,” kata Adrian.

Tambang batubara di Aceh memiliki cadangan lebih dari 100 juta ton dengan kalori sebanyak 3400 kkal. Dengan lokasinya yang berdekatan dengan negara konsumen batubara seperti Tiongkok, India, Thailand, dan Myanmar, tambang batubara di Aceh ini menjadi sangat strategis.

"Permintaan batubara dari konsumen eksisting kami seperti Tiongkok, India, Thailand, dan Myanmar masih sangat besar. Berapa pun kita bisa produksi akan mereka ambil," lanjut Adrian.

ABM pada tahun ini memutuskan kembali ke bisnis di bidang energi khususnya pertambangan dan perdagangan batubara. Sejalan dengan penerbitan Global Bond di tahun 2017 yang bertujuan untuk memperkuat struktur pendanaannya, ABM berencana untuk melakukan akuisisi tambang baru yang akan memperkuat bisnis inti, khususnya untuk meningkatkan volume produksi dan penjualan batubara. 

Penguatan ABM di di bisnis batubara didukung berbagai faktor antara lain kebijakan Tiongkok sebagai produsen dan konsumen batubara terbesar di dunia selama tahun buku 2017 mengurangi produksi batubara domestiknya. Sementara di level domestik, konsumsi batubara terus meningkat sejalan dengan beroperasinya sejumlah pembangkit listrik baru berbasis batubara.

Pada tahun ini juga ABM memperkuat posisinya sebagai supply chain batubara melalui integrasi dan sinergi anak usahanya secara end-to-end. Sinergi ini melibatkan anak usaha di bidang kontraktor tambang, logistik, maintenance services, hingga trading batubara.

Dengan model bisnis yang dimiliki, ABM terbukti berhasil mengembangkan dan mengelola tambang secara efisien. Contohnya adalah pengelolaan tambang batubara di Kalimantan yang berkapasitas produksi sekitar 5 juta ton per tahun menghasilkan EBITDA sebesar US$ 108 juta.

 Terkait pemenuhan kebutuhan batubara untuk listrik dalam negeri (domestic market obligation/DMO) sebanyak 25%, Adrian menjelaskan, tambang di Aceh sulit untuk memenuhinya. Karena itu dia berharap agar klausul exception diberikan untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan nasional.

“Kami memiliki dua tambang. Satu tambang di Kalimantan Selatan bisa banget main ke pasar domestik karena kalorinya 4.200 kcal, tetapi satu tambang kami di Aceh di bawah itu. Karena itu kami berharap adanya exception dari Pemerintah,” jelas Adrian.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×