kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AirAsia backdoor listing, maskapai lainnya?


Senin, 04 September 2017 / 21:55 WIB
AirAsia backdoor listing, maskapai lainnya?


Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Persaingan industri penerbangan Indonesia semakin semarak dengan rencana PT Indonesia Air Asia (IAA) untuk melantai di pasar saham Indonesia melalui proses backdoor listing. Perusahaan yang menjadi target backdoor listing adalah PT Rimau Multi Putra Pratama Tbk (CMPP).

Lalu bagaimana dengan maskapai lainnya yang ada di Indonesia? Salah satu maskapai yang berencana go public sebelumnya adalah Sriwijaya Air yang akan melepas 25% saham miliknya.

Jefferson Jauwena selaku Corporate Planning and Business Development Sriwijaya Air mengaku saat ini pihaknya masih menahan diri untuk melanjutkan rencana go public sembari mengamati perkembangan pasar penerbangan Indonesia.

"Rencana IPO masih tetap hanya waktunya yang belum tepat," terang Jefferson kepada KONTAN, Senin (4/9).

Jefferson mengaku, pihaknya lebih fokus untuk mengokohkan posisinya di pasar domestik. Maka dari itu, bos dari NAM Air tersebut menambahkan, akan menambah 5 armada agar dapat terus melayani pelanggannya di rute-rute domestik.

Hingga akhir tahun, akan ada tambahan 1 buah Boeing 737-800NG dan 4 buah ATR72-600. "Kami masih tetap berkonsentrasi pada penguatan pasar domestik," tambah Jefferson.

Jika Sriwijaya lebih fokus menggarap pasar domestik, maskapai Low Cost Carrier (LCC) Citilink memilih fokus untuk membangun sinergi yang lebih baik dengan Garuda Indonesia sebagai induk perusahaan.

Hal tersebut disampaikan oleh Benny S Butarbutar selaku Vice President Corporate Communication PT Citilink Indonesia. Menurut dirinya, daripada IPO, pihaknya memilih untuk fokus agar dapat menciptakan atmosfir bisnis yang sinergis dengan induk perusahaan.

"Ke depan memang tidak menutup kemungkinan untuk bisa IPO, namun saat ini kita masih fokus untuk membangun sinergi dulu dengan Garuda Indonesia dan anak perusahaan lainnya agar tercipta kemampuan bisnis yang kuat," terang Benny kepada KONTAN.

Seperti yang sudah diketahui, selain memiliki bisnis maskapai, PT Garuda Indonesia mengukuhkan dirinya di industri aviasi dengan terus menggenjot industri Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) lewat anak perusahaannya PT Garuda Maintenance Facilities (GMF) Aero Asia.

Kinerja anak perusahaan ini memang terbilang cemerlang. Dari tahun 2014, GMF terus menunjukkan pertumbuhan kinerja dengan membukukan revenue sebesar US$ 264 juta pada 2014, US$ 306 juta pada 2015, dan US$ 389 di 2016.

Bahkan, di tahun ini GMF berencana dapat meningkatkan revenue sebesar 9% menjadi US$ 424 juta, walaupun pada semester 1 ini baru membukukan revenue US$ 200,2 juta.

Melihat potensi pasar MRO yang masih besar serta kinerja keuangan yang terus tumbuh, membuat manajemen Garuda memilih membawa GMF untuk IPO, dibanding Citilink.

Hal tersebut disampaikan oleh Ikhsan Rosan selaku Senior Manager Public Relation Garuda. "Saat ini sedang fokus pada IPO dari GMF," terang Ikhsan kepada KONTAN.

Jika tidak ada aral melintang, proses IPO daei GMF akan dilangsungkan dalam waktu dekat, yaitu antara September atau Oktober tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×