kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akhir Juni ini, smelter alumina CITA beroperasi


Kamis, 16 Juni 2016 / 20:05 WIB
Akhir Juni ini, smelter alumina CITA beroperasi


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Cita Mineral Investindo (CITA) melalui anak usahanya PT Well Harvest Wining Alumina Refinery (WHW) akhir bulan ini resmi mengoperasikan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) grade alumina (SGA) untuk tahap pertama berkapasitas 1 juta ton per tahun, di Kalimantan Barat.

Adapun rencananya, akan ada tahapan kedua yang saat ini tengah dilakukan konstruksi dan ditargetkan selesai pada tahun 2018 dengan kapasitas 1 juta ton alumina juga.

Direktur Independen CITA, Yusak Pardede menyebutkan, selama periode bulan Juni - Desember 2016 SGA Well Harvest akan memproduksi 600.000 ton alumina. Total kebutuhan bijih bauksit selama periode tersebut sebanyak 1,8 juta ton. 

Ia bilang, smelter Well Harvest dengan kapasitas 2 juta ton SGA per tahun ini menelan investasi mencapai US$ 1,15 miliar. 

"Untuk line pertama smelter WHW ditargetkan memproduksi 1 juta ton SGA setiap tahunnya. Pasokan bijih bauksit berasal dari anak usaha CITA, PT Harita Prima Abadi Mineral (HPAM)" katanya di holet Le Meridien, Jakarta, Kamis (16/6). 

Yusak bilang, hasil dari SGA ini nantinya bukan untuk kebutuhan domestik. Lantaran PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) tidak bisa menyerap dikarenakan sudah memiliki kontrak dengan yang lainnya. "Ini 100% kita ekspor ke China," terangnya.

Menurut Yusak, dengan dimulainya produksi perdana SGA pada akhir Juni 2016 ini diharapkan kondisi keuangan perseroan akan lebih baik. Pasalnya, saat ini CITA memperkirakan hingga akhir tahun masih akan membukukan kerugian, yakni sebesar US$ 11 juta. 

Adapun pada tahun 2015 CITA mencatat rugi bersih mencapai Rp 341,20 miliar dengan penjualan Rp 13,9 miliar dan laba bruto Rp 2,87 miliar."Pada kuartal I 2016 perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 24,03 miliar," terangnya.

Dengn demikian, Yusak menambahkan diperkirakan pada ditahun 2016 mencapai US$ 53,7 juta. Sampai dengan periode 31 Market 2016, perseroan mencatat pendapatan sebesar Rp 13,9 miliar.

Sementara untuk kebutuhan listrik pada tahap pertama ini menggunakan tenaga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 80 megawatt (MW). Konstruksi fasilitas smelter ini telah dilaksanakan sejak Juli tahun 2013.

Well Harvest merupakan perusahaan patungan antara CITA (30%), China Hongqiao Group Limited (56%), Winning Investment (HK) Company Ltd.(9%), dan Shandong Weiqiao Aluminium and Electricity Co.Ltd (5%).

CITA merupakan pemilik mayoritas pada PT Harita Prima Abadi Mineral (99%) dan PT Karya Utama Tambangjaya (99%) yang bergerak di bidang usaha pertambangan bauksit sebagai pemasok Utama bauksit olahan (Metallurgical Grade Bauxite/MGB) untuk bahan baku alumina (SGA) ke smelter Well Harvest.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×