kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aprindo: Tarif sewa lahan strategis naik 10%


Selasa, 18 Juli 2017 / 20:08 WIB
Aprindo: Tarif sewa lahan strategis naik 10%


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Banyaknya peritel yang memindahkan gerai atau tokonya di pusat keramaian Jakarta beralih ke wilayah pinggir disinyalir karena adanya kenaikan tarif sewa yang terlalu tinggi. Hal ini disampaikan Roy N Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).

Dirinya menyebut memang untuk wilayah strategis tidak hanya di Jakarta, tarif sewa lahan cenderung lebih mahal. Hal ini berkaitan erat dengan suplay dan demand di wilayah tersebut, namun banyak peritel yang mengeluhkan kenaikan tarif sewa yang terlalu signifikan sehingga terpaksa memindahkan gerainya.

"Tergantung supply dan demand, terutama di daerah-daerah strategis memang cenderung meningkat, itu peningkatannya bisa dua hingga tiga kali lipat inflasi ya berkisar 10% lah," ujarnya kepada KONTAN, Senin (17/7) kemarin.

Menurutnya kenaikan lahan di wilayah strategis akan mengikuti inflasi, sebab harga naik lebih disebabkan nilai uang yang turun tersebut. Selain itu, pengaruh supply yang sedikit tetapi demand akan sewa lahan yang besar juga membuat harga sewa meningkat.

Namun tidak semua daerah mengalami hal tersebut. "Kalau di daerah yang standar ekonomi dan penduduknya biasa saja mungkin tidak ada perubahan tarif sewa," lanjutnya.

Selain itu, dirinya juga mengatakan banyak pusat perbelanjaan yang justru menurunkan tarif sewanya saat ini. Hal ini untuk menjaga agar peritel tidak memindahkan gerainya dari pusat perbelanjaan tersebut. Namun ada juga pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi dan menaikkan tarif sewanya.

"Tarif sewa dikembalikan ke pusat perbelanjaan, ada yang berubah ada yang tidak, bahkan ada yang turun jadi itu tergantung manajemen dari mall tersebut," lanjutnya.

Yang jelas, saat ini baik pusat perbelanjaan dan peritel sudah melakukan pembicaraan yang intens mengenai bisnis keduanya. Sebab bila tarif sewa mahal tentu peritel tidak akan sewa dan mall akan sepi, sehingga saat ini masing-masing asosiasi terus mencari solusi untuk menentukan tarif sewa yang wajar.

"Saya dengar sudah ada pembicaraan intens yang merujuk pada kebersamaan, karena mall dan ritel itu satu koin dua sisi, Business to Business, dan sama-sama berpartner dan ini sama-sama memajukan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×