kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Atrans pede nyebur bisnis transportasi online


Selasa, 18 Juli 2017 / 20:00 WIB
Atrans pede nyebur bisnis transportasi online


Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Banyaknya aplikasi transportasi online seperti Gojek, Grab, dan Uber, tidak membuat PT Angelita Trans Nusantara (ATS) gentar untuk berekspansi dalam aplikasi transportasi online, yang diklaim 100% produk lokal dan tanpa ada bantuan investor asing sedikit pun.

Dengan memanfaatkan relasi para agen yang tersebar di sejumlah kota-kota besar di Indonesia, ATS meluncurkan aplikasi Atrans untuk memudahkan para agen menerima pesanan dari calon konsumen.

Keunggulan atau layanan utama yang membuat Atrans berbeda dari kompetitor lainnya adalah konsep Trans Hour Rent yang merupakan layanan sewa mobil penumpang berbasis aplikasi dengan patokan hitungan per jam. Artinya, berbeda dengan aplikasi lainnya yang menggunakan jarak sebagai perhitungan tarifnya.

Selain itu, keunggulan utama dari ATS dari kompetitor lainnya ialah pengalaman ATS dalam bidang jasa rental sejak tahun 2005 dengan nama Angelita Rent Car, membuat ATS sudah memahami bisnis jasa transportasi, yang kemudian dikembangkan melalui bantuan aplikasi.

Menurut Arynto C. Samudro selaku Managing Director AtransĀ  hal tersebut yang menjadi keunggulan dibanding Gojek, Grab, dan Uber yang hanya menyediakan aplikasi dulu, baru kemudian model transportasinya.

"Kami berawal dari perusahaan rental. Ini yang berbeda dengan kompetitor karena yang lain hanya perusahaan aplikasi," terang Arynto saat peluncuran aplikasi Atrans , Selasa (18/7).

Selain lini bisnis utama ATS yang dari awal bergerak di jasa rental mobil, kejelasan payung hukum yang dimiliki agen sebagai koperasi dan penyedia pool mobil yang berlokasi di daerah, juga menjadi poin plus dibanding kompetitor yang masih terhalang dengan regulasi terkait angkutan sewa khusus orang tidak dalam trayek.

"Kalau Dishub ada operasi, mobil kami sudah ada izinnya," tambah Arynto.

Keunggulan juga dirasakan ATS karena para agen bersentuhan langsung dengan mitra pengemudi, mulai dari perekrutan hingga urusan perawatan kendaraan. Dengan begitu, mitra memiliki standar SOP selama melayani penumpang.

"Kalau terjadi sesuatu agen yang tanggung jawab ke mitra. Bedanya, pengemudi lebih terkontrol karena kenal dengan agennya karena mereka yang melakukan perekrutan. Risikonya kalau si mitra tidak ada payung dengan agen, bisa sembarangan dengan penumpang," terang Arynto.

Total hingga saat ini atau hari kedua setelah pendaftaran, ATS sudah memiliki 400 mitra baik mobil maupun motor. Targetnya, ATS di tahun ini akan memiliki 30.000 mitra untuk angkutan roda dua maupun roda empat.

Untuk agen sendiri, ATS sudah memiliki 14 agen yang hadir di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Cirebon, Semarang, Solo, Jogjakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Batam, dan Makassar.

"Kami masih buka peluang bagi pengusaha yang punya legalitas jasa rental karena masih banyak daerah yang belum kita buka karena agennya belum siap," tambah Arynto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×