kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bambang Djaja incar penjualan trafo naik20%


Kamis, 16 Februari 2017 / 09:40 WIB
Bambang Djaja incar penjualan trafo naik20%


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. PT Bambang Djaja tahun ini menargetkan pertumbuhan penjualan 20% dibandingkan dengan tahun lalu. Pencapaian ini didorong oleh banyaknya permintaan dari PLN untuk mengebut proyek transmisi untuk proyek 35.000 Megawatt (MW).

Selain itu, private sector juga akan menopang tumbuhnya penjualan Bambang Djaja tahun ini. Yang jelas, manajemen sangat optimistis kinerja penjualan jenis trafo distribusi dan jenis trafo power miliknya tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Saat ini kapasitas terpasang pabrik jenis trafo distribusi mencapai 25.000 unit trafo per tahunnya dengan utilisasi tahun lalu mencapai 85% atau setara dengan 21.250 unit trafo distribusi.

Sedangkan untuk kapasitas jenis trafo power, perusahaan memiliki kapasitas maksimal mencapai 80 unit hingga 100 unit per tahunnya dengan spesifikasi 275 kv dan 200 MVa.

Daud Prasetio, Direktur Bambang Djaja, mengatakan tahun ini utilisasi dua pabrik trafo miliknya akan sedikit lebih baik. Apalagi dengan mulainya pengerjaan transmisi PLN untuk menyambut selesainya program 35.000 MW. Di sisi lain, industri juga mengalami pertumbuhan walaupun tidak sebesar pertumbuhan permintaan dari PLN.

Asal tahu saja, tahun lalu Bambang Djaja menjual 60% produknya ke PLN sedangkan untuk sektor swasta hanya 40%. Sedangkan untuk tahun ini, dirinya memperkirakan sekitar 70% penjualan akan menyasar PLN dan sisanya ke sektor swasta 30%.

Daud menyatakan, perusahaan ini baru selesai mengikuti tender pengadaan jenis trafo power minggu lalu. "Sudah ada keputusan kalau tidak salah itu setara 20% dari total kebutuhan trafo power PLN yang lebih dari 200-an unit," ujarnya kepada KONTAN, awal pekan ini.

Oleh karena itu, menurutnya bila perusahaan menargetkan pertumbuhan penjualan mencapai 20%. Industri di sektor komoditas juga mulai tumbuh yang didorong oleh mulai membaiknya harga minyak dan gas, selain itu giatnya pemerintah untuk pembangunan iklim industri, pembangunan infrastruktur seperti bandara dan pelabuhan akan meningkatkan permintaan terhadap kebutuhan trafo.

Di luar proyek pemerintah, pembangunan gedung properti dan industri makanan minuman juga menjadi salah satu industri yang mengangkat permintaan trafo. "Kami melihat masih banyak market yang belum digarap. Proyek banyak bermunculan, entah dari ekspansi maupun penanaman modal baru swasta sehingga ada kebutuhan trafo," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×