kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bangun pabrik petrokimia, Energi Mega Persada tak akan tinggalkan bisnis hulu


Senin, 19 Februari 2018 / 20:33 WIB
Bangun pabrik petrokimia, Energi Mega Persada tak akan tinggalkan bisnis hulu
ILUSTRASI. Energi Mega Persada Tbk ENRG


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) masih mengincar peluang di bisnis hulu migas. Biarpun melalui anak usahanya, perusahaan ini mulai masuk bisnis di sektor hilir dengan rencana pembangunan dua unit pabrik petrokimia.

Bambang Istadi VP Bisnis EMP bilang perusahaan ini memang tengah berusaha untuk tetap bertahan menjalankan bisnis migas. "Ya dalam bisnis perlu survive upstream, midstream, dan downstream," kata Bambang pada Senin (19/2).

Maka EMP pun masih mengincar peluang bisnis di hulu migas dengan mengikuti lelang wilayah kerja pada tahun ini. Pada tahun lalu EMP juga mengikuti lelang wilayah kerja (WK) migas untuk WK Andaman II. Namun sayangnya, EMP tidak berhasil memenangi lelang tersebut.

Untuk tahun ini, Bambang bilang EMP tertarik untuk kembali mengikuti lelang. "Kemarin kami ikut bidding, kami tetap tertarik untuk itu,"imbuh Bambang.

Sejauh ini Bambang menyebut ada satu hingga dua WK migas yang jadi incaran EMP. Biarpun begitu, Bambang menyebut EMP masih perlu melakukan perhitungan sebelum melakukan penawaran WK migas kali ini. "Kami perlu pelajari dan hitung-hitung lagi," ujarnya.

Beberapa faktor yang jadi pertimbangan EMP adalah faktor geologi, fiskal, dan regulasi. Selain itu, penggunaan skema gross split pun jadi pertimbangan perusahaan ini.

"Saya melihat begini, kan sekarang ini kalau pake sistem cost recovery kan harus ke DPR, kalau gross split sudah enggak harus begitu banyak campur tangannya, mungkin ada kelebihan di situ. Tapi masalahnya risiko, untuk blok ada penemuan risiko lebih rendah, sedangkan yang masih belum ditemukan itu yang berisiko kan yang menanggung kami semua," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×