kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bangun smelter, DKFT butuh dana US$ 390 juta


Rabu, 15 Juni 2016 / 11:53 WIB
Bangun smelter, DKFT butuh dana US$ 390 juta


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pembangunan pabrik pengolahan mineral atau smelter nickel pig iron (NPI) tahap I milik PT Central Omega Resources Tbk belum juga rampung. Namun perusahaan tersebut sudah menggagas rencana pembangunan pabrik NPI tahap II.

Tak tanggung-tanggung, proyeksi nilai investasi pabrik NPI tahap II mencapai US$ 390 juta. Nilai investasi itu empat kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan nilai investasi pabrik NPI I yang sebesar US$ 90 juta.

Central Omega berencana memenuhi 30% kebutuhan dana investasi tadi dari duit kas internal. Barulah 70% selebihnya akan mereka penuhi dari pinjaman perbankan.

Biaya investasi pabrik NPI tahap II lebih besar karena Central Omega menggunakan teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF). "Bukan lagi blast furnance, RKEF ini lebih maju teknologinya jadi lebih mahal," ungkap Kiki Hamidjaja, President Director PT Central Omega Resources Tbk, dalam acara paparan publik PT Central Omega Resources Tbk, Rabu (14/6).

Teknologi RKEF memang membutuhkan tenaga setrum lebih besar ketimbang blast furnance. Untuk itu, Central Omega akan membangun pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas 150 megawatt (MW). Sebagai perbandingan, pembangkit listrik untuk pabrik NPI tahap I, butuh pembangkit berkapasitas 3 MW.

Meski rencana sudah tersusun, Central Omega belum berencana memulai pembangunan pabrik NPI II dalam waktu dekat. Perusahaan berkode DKFT di Bursa Efek Indonesia itu menjadwalkan pembangunan pada pabrik NPI tahap II pada 2019.

Saat ini, manajemen DKFT  masih fokus di NPI I agar tak meleset dari target. Mereka berharap pabrik yang terletak berlokasi di Ganda-Ganda, Morowali Utara, Sulawesi Tengah ini bisa jadi sumber penghasilan perdana mereka. Sejak tahun lalu perusahaan ini tak mengantongi pendapatan sama sekali lantaran tak boleh ekspor konsentrat.

Nah, pembangunan pabrik NPI tahap I kini sampai tahap instalasi atau pemasangan peralatan. Secara persentase, tahap pembangunan sudah sampai mencapai 80%.
Adapun dari total alokasi dana investasi US$ 90 juta untuk pembangunan smelter ini, Central Omega sudah membelanjakan dana sebanyak US$ 70 juta. Jadi sisa dana investasi mereka untuk pabrik NPI tahap I sebesar US$ 20 juta.

Proyeksi manajemen Central Omega, pada awal beroperasi nanti, pabrik NPI tahap I dapat memproduksi 72.500  ton NPI dari kapasitas penuh 100.000 ton per tahun. "Commisioning biasanya berjalan tiga bulan, jadi di awal tahun 2017 bisa uji coba produksi," ujar Kiki.

Central Omega berencana menjual NPI itu ke China. Mereka menghitung, 72.500 ton NPI bisa mendatangkan pendapatan Rp 861 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×