kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bio Farma bakal produksi vaksin diare


Selasa, 07 Februari 2017 / 13:03 WIB
Bio Farma bakal produksi vaksin diare


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perusahaan vaksi plat merah, PT Bio Farma, akan merambah produksi vaksin anti diare. Kini, perusahaan itu tengah mengembangkan vaksin rotavirus.

Rotavirus adalah virus yang menginfeksi usus manusia. Virus tersebut juga menjadi penyebab umum dari penyakit diare yang dialami bayi dan anak-anak.

Dalam mengembangkan vaksi anti diare, Bio Farma menggandeng perusahaan biofarmasi asal Belanda yakni Batavia Biosciences BV. Keduanya melakukan riset bersama guna mempercepat produksi vaksin rotavirus.

Namun, manajemen Bio Farma tak banyak membeberkan informasi mengenai rencana strategis tersebut. Termasuk, investasi yang untuk mengembangkan vaksin rotavirus. "Masih dalam pipeline untuk rotavirus," ungkap M  Rahman Rustan, Sekretaris Perusahaan Bio Farma kepada KONTAN, Senin (6/2).

Nah, selama ini Bio Farma menjadi tangan kanan pemerintah untuk menyuplai mayoritas kebutuhan vaksin di dalam negeri. Makanya, prioritas produksi vaksin perusahaan pelat merah itu sejalan dengan anjuran pemerintah.

Adapun sepanjang tahun ini, ada lima vaksin untuk anak bawah lima tahun alias balita yang pemerintah wajibkan. Kelima vaksin tersebut meliputi vaksin hepatitis B, vaksin polio, vaksin bacille calmette guérin (BCG), vaksin campak dan vaksin DTP-HB-Hib.

Sasaran Bio Farma tak cuma balita, melainkan juga  kalangan orang dewasa. Sebab, pemerintah juga mewajibkan mereka memproduksi vaksin flu dan meningitis, terutama untuk keperluan para jamaah haji atau umrah.

Di samping aneka vaksin yang diwajibkan oleh pemerintah, Bio Farma juga memiliki lima produk vaksin pencegahan virus. Sebut saja vaksin pencegahan flu, polio, hepatitis B, campak dan vaksin meningitis. Ada pula tujuh varian vaksin bakteri dan satu vaksin pentabio atau merupakan vaksin yang merupakan kombinasi bakteri dan virus.

Menyasar pasar ekspor

Tahun ini Bio Farma memproyeksikan, total kebutuhan vaksin bisa mencapai sekitar  101,4 juta jiwa. "Tahun ini diprediksi konsumsi vaksin ada 5 juta bayi per tahun, 27,3 juta anak usia sekolah dan ada 69,1 juta wanita usia subur," ujar Rahman.

Hanya saja, Bio Farma tak menyebutkan potensi pasar yang dicuil. Mereka juga belum bersedia mengungkapkan target penjualan tahun 2017.

Manajemen perusahaan beralasan, target kinerja tahun ini akan dibahas pada saat  rapat umum pemegang saham (RUPS) dalam waktu dekat
Yang terang, potensi pasar vaksin di tanah air memang menggiurkan. Minimal, kelahiran bayi di Indonesia saban tahun sudah bisa dianggap sebagai tambahan konsumen vaksin. Padahal, konsumsi vaksin tak cuma terjadi hanya sekali saja.

Bio Farma juga tak hanya mengalap berkah bisnis vaksin di pasar domestik. Mereka juga mengekspor produk ke 130 negara. Penjualan ekspor terbesar ke negara-negara berkembang seperti India dan 47 negara dengan penduduk Islam  besar. Salah satunya adalah Saudi Arabia.

Ratusan negara tujuan ekspor tersebut kemungkinan akan bertambah. Hanya, lagi-lagi manajemen perusahaan masih menyimpan detail rencana yang disiapkan.

Sebagai informasi, kapasitas produksi Bio Farma dari tahun 2015 hingga tahun 2016 yang lalu mencapai sekitar 2 miliar dosis per tahun. Sepanjang tahun lalu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi ini menargetkan pendapatan sekitar Rp 2,9 triliun. Sementara dua tahun sebelumnya atau sepanjang tahun 2015, perusahaan itu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,34 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×