kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis baja Krakatau ditopang infrastruktur


Rabu, 21 Desember 2016 / 11:12 WIB
Bisnis baja Krakatau ditopang infrastruktur


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Geliat proyek infrastruktur pemerintah mulai tahun 2017, sepertinya bukan isapan jempol belaka. PT Krakatau Steel Tbk menilai tahun depan akan banyak memasok kebutuhan baja untuk proyek pemerintah.

Dadang Danusiri, Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel Tbk, menyebutkan, kontrak proyek Krakatau Steel, seperti suplai 35.000 ton baja untuk PT Pertamina Gas. Ada pula kontrak suplai 400.000 ton baja untuk proyek infrastruktur bangunan.

Proyek lain seperti suplai baja jalan tol Jakarta-Cikampek II sepanjang 36 kilometer (km). Target penyelesaian proyek itu 21 bulan. Dalam 10 bulan pertama tahun depan, Krakatau Steel bakal menyuplai 250.000 ton baja.

Aneka proyek tadi belum termasuk proyek yang Krakatau Steel dapat melalui PT Krakatau Wajatama. Anak  perusahaan yang berdiri tahun 1992 itu sudah menyuplai baja profil untuk jaringan transmisi 46.000 kilometer sirkit (kms) milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)

Proyek transmisi tersebut  bagian dari megaproyek pembangkit listrik 35.000 MW. Dalam jangka waktu empat tahun ke depan, proyek setrum itu membutuhkan total 800.000 ton  baja profil.

Selain itu, Krakatau Steel juga berencana mendulang pendapatan dari proyek joint venture dengan mitra bisnis. Sedianya, tahun depan ada tiga perusahaan joint venture yang akan beroperasi.

Ketiganya adalah PT Krakatau Osaka Steel yang memproduksi baja bar and section dengan kapasitas 500.000 ton per tahun dan PT Krakatau Nippon Steel Sumikin yang membuat baja untuk bahan baku otomotif dengan kapasitas 750.000 ton per tahun. Satu lagi, PT Krakatau Semen Indonesia yang memproduksi bahan baku pembuatan semen dengan kapasitas 750.000 ton per tahun.

Namun, Krakatau Steel tak mematok target besar pada awal operasional ketiganya. Sebab, porsi kepemilikan saham perusahaan itu masih relatif kecil.
Sementara Krakatau Steel belum berminat memperbesar porsi saham. "Kami belum berniat untuk naikkan komposisi saham, tapi lebih fokus untuk penambahan kapasitas terlebih dahulu," terang Sukandar, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk usai acara paparan publik, Senin (20/12).

Target BEP

Target volume penjualan baja Krakatau Steel tahun depan adalah 2,6 juta ton, atau 13,04% lebih tinggi ketimbang proyeksi tahun ini yaitu 2,3 juta ton. Sementara target nilai penjualan mereka yaitu US$ 1,9 miliar-US$ 2 miliar.

Tentu, Krakatau Steel tak cuma mengejar top line. Perusahaan berkode KRAS di Bursa Efek Indonesia itu juga rindu mencatatkan bottom line biru. Maklum, mereka masih membukukan rugi.

Kalaupun belum bisa untung, paling tidak tahun depan Krakatau Steel bisa mencatatkan bottom line impas. "Tahun depan kami berharap positif dan bisa break even point," ungkap Tambok P. Setyawati, Direktur Keuangan PT Krakatau Steel Tbk.

Krakatau Steel melihat, peluang mencetak BEP lewat efisiensi biaya produksi sebesar US$ 63,7 per ton. Ada dua peluang mengejar efisiensi produksi. Pertama, penurunan harga gas industri mulai 1 Januari 2017. Mulai tahun depan, harga gas yang mereka bayar menyusut dari US$7,35 per mmbtu menjadi US$ 6,3 per mmbtu. 

Harga pokok penjualan (HPP) Krakatau Steel saat ini US$ 496 per ton. Pasca harga gas turun, HPP mereka akan menyusut US$ 5,5 per ton.
Kedua, pembangunan pabrik baja blast furnace kelar tahun depan. Pabrik itu bisa mengurangi biaya produksi hingga US$ 58,2 per ton.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×