kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis industri tekstil tak terdongkrak Lebaran


Selasa, 28 Juni 2016 / 12:11 WIB
Bisnis industri tekstil tak terdongkrak Lebaran


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Industri tekstil domestik masih belum mampu memompa permintaan tekstil jelang Lebaran dan tahun ajaran baru tahun ini. Alhasil, produksi tekstil pebisnis ini cenderung stagnan.

PT Asia Pacific Fibers Tbk mengaku gagal mencapai target produksi di semester I-2016 ini. Semula, perusahaan ini menargetkan produksi 162.000 ton-163.000 ton di periode tersebut. 

Apa lacur realisasinya cuma 156.000 ton dengan rincian, fiber 71.000 ton dan filamen 69.000 ton. 

Menurut Ravi Shankar, Presiden Direktur Asia Pacific Fibers, kondisi ini tidak terlepas dari pasar yang loyo yang membuat permintaan jelang Lebaran tidak begitu besar. "Saya menduga Lebaran bisa meningkatkan permintaan, ternyata tidak," katanya ke  KONTAN, Senin (27/6) tanpa merinci lebih lanjut.

PT Indorama Synthetic Tbk juga tidak mencicipi nikmatnya berkah tahun ajaran baru maupun Ramadan kali ini. "Produksi kami masih  normal dan kami tidak melihat ada pengaruh berarti bagi bisnis kami," kata Vishnu Swaroop Baldwa, Chief Executive Officer Indorama Synthetic ke KONTAN.

Menurut Ade Sudrajat Usman, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), sejatinya ada kenaikan permintaan tekstil di periode Mei - Juni ini yakni 4%-5%. Namun kenaikan ini belum bisa menutup defisit yang terjadi sejak awal Januari 2016 lalu. 

"Semester satu ini memang berat bagi kami. Industri tekstil turun 1%-2%," katanya ke KONTAN (27/6).

Ia menyalahkan maraknya produk impor yang merajalela di pasar dalam negeri, membuat produk lokal susah bersaing. Produk impor itu ditawarkan dengan harga murah sehingga perusahaan tekstil  lokal kewalahan. "Harganya terlalu murah. Produsen dalam negeri agak susah menghadapinya," keluh Ravi.

Walau begitu, produsen tekstil seperti Ravi masih berpikir positif untuk enam bulan ke depan. Dia berharap akan terjadi peningkatan permintaan dari ekspor. Sehingga pertumbuhan di paruh kedua ini bisa 10% lebih tinggi dari paruh pertama 2016. 

Untuk itu perusahaan melancarkan jurus menggenjot pasar ekspor. Bila semula Asia Fibers mengkespor 10%  fiber dari total produksi, maka bakal menjadi 20%. Kemudian ekspor filamen yang  25%-28% akan dipacu jadi 30%-35%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×