kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog baru serap 17.694 ton beras


Rabu, 21 Februari 2018 / 10:26 WIB
Bulog baru serap 17.694 ton beras
ILUSTRASI. STOK BERAS MEDIUM BULOG


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog terus berupanya menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga. Melalui tugas yang diberikan kepada Bulog, Bulog terus menyerap gabah dan beras petani.

Hingga 21 Februari 2018, Bulog telah menyerap 17.694 ton setara beras.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati mengakui saat ini Bulog memang kesulitan menyerap beras lantaran harga gabah/beras ada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Sementara, Bulog harus menyerap beras sesuai dengan HPP yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015.

Karena itu untuk menstabilkan harga di tingkat produsen, Bulog berfungsi sebagai penyangga harga. Menurut Wati, apabila harga sudah diatas HPP, maka tugas Bulog di sisi produsen sudah cukup karena petani sudah terlindungi harganya. Terlebih, tugas Bulog bukan untuk menyerap pada saat harga sudah diatas HPP.
 
“Saat ini, rata-rata harga pasar untuk gabah/beras berada di atas HPP, sehingga Bulog sulit menyerap. Dalam hal ini, tugas Bulog sebagai penyangga harga di tingkat produsen sudah berjalan sesuai tupoksi,” jelas Wati dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (21/2).
 
Di bulan Januari 2018, Badan Pusat Statistik mencatat harga rata-rata nasional gabah kering panen (GKP) tingkat petani Rp 5.415 per kg, gabah kering giling (GKG) tingkat penggilingan Rp 6.099 per kg dan beras medium di tingkat penggilingan Rp 10.177 per kg.
 
“Dengan rata-rata harga pasar yang saat ini berada diatas HPP, sebenarnya inilah momen untuk para petani menikmati harga yang baik. Sehingga Bulog tidak wajib menyerap gabah dan beras mereka, dan bukan berarti Bulog tidak mau menyerap gabah dan beras dalam negeri”, tegas Wati.
 
Menurut Wati, meskipun harga gabah di atas HPP, Bulog juga melakukan penyerapan dengan skema Komersial untuk memenuhi kebutuhan penjualan beras komersial.

Bulog juga berupaya menjaga ketersediaan pangan dan menjalankan fungsi stabilisasi pangan melalui pelaksanaan Operasi Pasar. Hingga 21 Februari 2018 Bulog sudah menggelontorkan beras sebanyak 223.000 ton untuk operasi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×