kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bungkil kedelai naik berpotensi naikkan harga pakan ternak


Kamis, 12 April 2018 / 21:46 WIB
Bungkil kedelai naik berpotensi naikkan harga pakan ternak
ILUSTRASI. TARGET SWASEMBADA KEDELAI NASIONAL


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bungkil kedelai (soybean meal) menunjukkan tren yang meningkat. Pasalnya, harga bungkil kedelai di pasar lokal pada Februari sekitar Rp 5.200 per kg saat ini naik menjadi Rp 7.600 per kg.

Wakil Ketua Komite Tetap Industri Pakan dan Veteriner Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sudirman mengatakan, bungkil kedelai merupakan komponen yang sangat penting di pakan ternak.

Menurutnya, bungkil kedelai menyumbang 25% dari komposisi pakan ternak. "Artinya sudah naik Rp 2.400 per kg. Kalau dikali 25% berarti harusnya harga pakan itu naik Rp 600 per kg. Jadi siap-siap bagi peternak karena harga pakan akan naik," ujar Sudirman kepada Kontan.co.id, Kamis (12/4).

Menurut Sudirman, saat ini harga pakan memang belum meningkat, lantaran harga bungkil kedelai baru menunjukkan peningkatan. Namun, dia memperkirakan harga bungkil kedelai ini akan terus meningkat.

Dia menjelaskan naiknya harga bungkil kedelai ini disebabkan oleh harga pasar internasional. Pasalnya diperkirakan produksi kedelai di Argentina kurang baik. Kenaikan harga ini juga dipicu oleh adanya perang dagang antara Amerika dan China.

"Walau sampai sekarang kedua negara baru melakukan ancaman, tetapi harga di pasar sudah menunjukkan dampak," ujar Sudirman.

Harga bungkil kedelai ini memang akan berpengaruh bila harga kedelai meningkat. Sementara, harga kedelai diperkirakan akan meningkat karena permintaan China yang diperkirakan akan sebesar 100 juta ton tahun ini.

Sudirman membeberkan, tahun lalu Indonesia mengimpor kedelai sebanyak 4,2 juta ton. Tahun ini impor diperkirakan akan kembali meningkat sebesar 5% seiring dengan perkiraan pertumbuhan industri pakan ternak yang meningkat 5%.

Sudirman khawatir, jika harga pakan meningkat maka harga daging akan terdorong naik. Padahal, saat ini pemerintah tengah mengatur batas bawah dan atas ayam di tingkat peternak.

Menurutnya, Indonesia juga tidak memiliki kemampuan menghindari kenaikan harga ini. Pasalnya, Indonesia tidak menghasilkan bungkil kedelai. Sebagai informasi, bungkil kedelai merupakan bahan yang tersisa setelah kedelai diolah dan diambil minyaknya.

Tak hanya bungkil kedelai, Sudirman juga mengatakan harga jagung bergerak naik lantaran masa panen sudah akan berakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×