kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Charoen Pokphand akuisisi jaringan 7-Eleven


Sabtu, 22 April 2017 / 19:30 WIB
Charoen Pokphand akuisisi jaringan 7-Eleven


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. PT Charoen Pokphand Tbk akhirnya mencaplok bisnis convenience store 7-Eleven dari PT Modern International Tbk (MDRN). Nilai akuisisi 7-Eleven tersebut mencapai Rp 1 triliun. Kabar ini membenarkan rumor yang beredar di Maret lalu (Harian KONTAN, 20 Maret 2017).

Tjiu Thomas Effendy, Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Tbk menyebut, akuisisi jaringan bisnis 7-Eleven di Indonesia ini tinggal menunggu persetujuan pemilik saham MDRN. Soal dana, kami mengambil dari kas internal perusahaan, tandas Thomas, kepada KONTAN, Jumat (21/4).

Hasil kesepakatan kedua perusahaan, akuisisi 7-Eleven akan tuntas sebelum 30 Juni 2017, setelah semua syarat terpenuhi. Jika sukses, Thomas telah mempersiapkan skenario menjalankan bisnis 7-Eleven agar keluar dari kerugian. Konsep nanti bisa kami ubah, sekarang konsep dari MDRN, kata Thomas.

Selama ini, Modern Internasional mengemas bisnis 7-Eleven sebagai unit usaha restoran cepat saji digabungkan convenience store dengan lokasi sendiri atau stand alone. Adapun konsep lahir 7-Eleven adalah convenience store.

Salah satu konsep yang bisa diterapkan 7-Eleven di Indonesia adalah mengadopsi konsep 7-Eleven di Thailand, yang dikelola oleh induk Charoen Pokphand Indonesia di sana. Jika konsep seperti di Thailand, 7-Eleven bisa hadir di banyak tempat dan menempel di pusat keramaian.

Cara lain, gerai 7 Eleven bisa juga hadir di stasiun pengisian bahan bakar umum alias SPBU. Kami ingin penambahan gerai bisa melibatkan mitra, agar bisa lebih cepat, tandas Thomas.

Tak hanya menyebar di seputar Jabodetabek saja, Thomas juga menginginkan gerai 7-Eleven hadir dan meluas di Pulau Jawa.

Sementara Chandra Wibawa, Direktur PT Modern International Tbk menyebutkan, penjualan jaringan bisnis 7-Eleven di Indonesia kepada CPIN dilakukan karena usahanya merugi. "Segmen usaha ini (7-Eleven) mengalami kerugian di tahun-tahun terakhir," tandas Chandra dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (21/4).

Sampai September 2016 lalu, jumlah jaringan 7-Eleven di Indonesia tercatat 166 gerai. Adapun sepanjang tahun 2016, MDRN telah menutup sebanyak 25 gerai 7-Eleven di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×