kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Charta mengembangkan model pembangkit Mentawai


Sabtu, 25 Maret 2017 / 17:29 WIB


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Charta Putra Indonesia telah mendapat kepastian pendanaan atawa financial closing untuk proyek pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBM) di Siberut Kepulauan Mentawai. Proyek ini berkapasitas 700 kW dengan investasi US$ 12 juta.

Proyek PLTBM Siberut itu diharapkan bisa dimulai pada April 2017 sehingga bisa kelar semester I 2018. Proyek ini berguna untuk membuka akses listrik di tiga desa di kawasan Siberut.

Setelah proyek ini jalan, ke depan Charta Putra ingin membangun proyek serupa di 13 desa, di kawasan tersebut. Perkiraan kebutuhan dana untuk proyek lanjutan itu sekitar US$ 30 jutaUS$ 40 juta.

Jaya Wahono, Presiden Direktur Charta Putra Jumat (24/3) menjelaskan, setelah financial closing selesai pada Senin (20/3) akan masuk ke tahap konstruksi. Perusahaan ini juga telah menunjuk PT Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) sebagai kontraktor. "Mulai konstruksi kami perkirakan April," ujarnya,

Menurut Jaya, bahan baku biomassa berasal dari hutan masyarakat setempat, dengan luas 1.000 hektare. Hitung-hitungan perusahaan dengan adanya bahan baku 1.000 ha maka sudah tidak perlu pusing untuk memikirkan bahan baku 3 tahun ke depan.

Perkiraan Jaya PLTBM Siberut membutuhkan 1,5 kg bambu, bisa menghasilkan listrik 1 kwh. Ke depan untuk mencukupi bahan baku, luas hutan ditambah 1.500 ha.

Pembangkit biogas di wilayah ini ongkosnya lebih murah dibandingkan dengan memakai pembangkit berbahan diesel. Tahap awal PLTBM mampu menghemat 20% dan akan meningkat menjadi 50% dan seterusnya akan terus hemat hingga 20 tahun ke depan sesuai kontrak dengan PT Perusahaan Listrik Negara.

Namun demikian, Jaya enggan memberikan perhitungan detail berapa besar ongkos produksi setrum di wilayah ini. Sebagai gambaran, ongkos memproduksi setrum di wilayah-wilayah terpencil dengan skala pembangkit berkapasitas kecil biasanya memang lebih mahal ketimbang ongkos pembangkit raksasa.

Ia hanya berharap dengan meningkatnya akses listrik di wilayah Kepulauan Mentawai diharapkan bisa meningkatkan aktivitas perekonomiannya. Seperti kita tahu wilayah Mentawai saat ini terkenal dengan lokasi pariwisata yang indah dan alami.

Jaya menegaskan, proyek PLTBM Siberut, Kepulauan Mentawai ini merupakan proyek percontohan dari pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia.

"PLTBM Siberut ini merupakan Independent Power Producer pertama di Indonesia yang akan menjadi referensi nasional. dan Februari 2018 harus sudah selesai," ungkap Jaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×