kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana penyediaan benih Kemtan capai Rp 1,28 triliun


Rabu, 06 Juni 2018 / 12:38 WIB
Dana penyediaan benih Kemtan capai Rp 1,28 triliun
ILUSTRASI.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mengembangan tanaman perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kemtan) akan fokus pada penyediaan benih di tahun ini. Dengan total anggaran Rp 1,63 triliun, sebanyak Rp 1,28 triliun akan Kemtan gunakan untuk penyediaan bibit unggul.

Direktur Jenderal Perkebunan Kemtan Bambang mengatakan, dana sebesar Rp 1,28 triliun untuk penyediaan benih unggul perkebunan setara dengan 78,78% dari total anggaran yang dimiliki pihaknya. "Kami prioritaskan pengembangan komoditas pala, kelapa, kopi, kakao, lada, dan karet," ujarnya, Selasa (5/6).

Dalam program ini, Kemtan menargetkan dapat menyediakan benih sebanyak 58,9 juga batang dengan target pengembangan sebanyak 145.777 hektare (ha).

Dari jumlah itu, rinciannya 3,4 juta batang merupakan benih pala, 3,3 juta benih kelapa, 16,4 juta benih kopi, 18,3 juta benih kakao, 6,15 juta benih lada, dan 2,17 juta benih karet. Juga penyediaan komoditas lain 9 juta batang.

Sementara target pengembangan lahannya sebesar 32.250 ha untuk pala, 28.000 ha untuk pengembangan lahan kelapa, 19.380 ha untuk pengembangan lahan kopi, 18.750 ha untuk pengembangan lahan kakao, 4.736 ha untuk pengembangan lahan lada, 5.646 ha untuk pengembangan lahan karet, dan 37.015 ha untuk pengembangan lahan komoditas lain.

Menurut Bambang, penyediaan benih unggul ditujukan untuk program peremajaan (replanting). Peremajaan tersebut di luar kelapa sawit. Tahun ini kebijakan tersebut yang kami tetapkan, hanya sedikit untuk memperluas lahan. Tujuan kami adalah untuk memperbaiki tanaman yang sudah ada, terangnya.

Selain untuk penyediaan benih dan pengembangan lahan, dana yang diperoleh Ditjenbun juga ditujukan untuk belanja gaji, operasional, dukungan sekretariat, sebesar Rp 178,7 miliar atau sebesar 10,95% dari total anggaran. Lalu ada dana sebesar sebesar Rp 80,8 miliar untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), Dampak Perubahan Iklim (DPI), dan desa organik.

Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia Zulhefi Sikumbang menilai upaya Kemtan fokus pada penyediaan benih tidak cukup untuk meningkatkan produktivitas perkebunan di Indonesia. Contohnya di komoditas kakao, misalnya masalahnya tidak hanya di benih, tapi juga penyakit. "Pemerintah harus memperbanyak penyuluh, agar petani lebih percaya diri," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×