kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ExxonMobil mundur dari Blok East Natuna


Selasa, 18 Juli 2017 / 15:55 WIB
ExxonMobil mundur dari Blok East Natuna


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. ExxonMobil melalui surat yang dikirimkan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan mundur dari investasinya di Blok East Natuna karena dianggap tidak lagi ekonomis.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan bahwa Exxon sudah mengirimkan surat kepada Kementerian ESDM tentang Blok East Natuna. Saat ini pihaknya sedang membahas secara internal.

"Isinya kan dulu, Wilayah Kerja (WK) sudah habis masa berlaku. Exxon mengaku sudah abis, Exxon bilang saat ini tidak ekonomis dengan Terms yang ada," katanya di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (18/7).

Asal tahu saja, ExxonMobil masuk sebagai konsorsium yang dipimpin oleh PT Pertamina (Persero). Selain Exxon, ada juga perusahaan migas asal Thailand yaitu PTT EP.

Wiratmaja bilang, alasan Exxon menyatakan Blok East Natuna tidak ekonomis karena Exxon memakai kajian yang lama pada pengelolaan WK East Natuna. Padahal, dalam suratnya jelas menyatakan bahwa Exxon memiliki teknologi dan kemampuan.

"Dia pakai kajian yang dulu. Kan dia punya WK, eksplorasi discovery. Di suratnya Exxon jelas-jelas dia bilang, mereka memiliki teknologi dan kemampuan teknis, jika diperlukan siap membantu Indonesia. Itu isi suratnya," ungkapnya.

Dengan mundurnya Exxon dari Blok East Natuna, pemerintah akan membahas mengenai partner Pertamina selanjutnya. Adapun Pertamina diberikan wewenang mencari partner baru dalam pengelolaan Blok tersebut.

"Untuk East Natuna, ada cukup banyak (yang minat). Tidak banyak banget tapi ada. Kita udah tugasin Pertamina cari partner," ungkapnya.

Terkait dengan kajian teknis dan pemasaran (Technical and Market Review/TMR) Blok East Natuna, Wiratmaja menyatakan akan diselesaikan pada akhir tahun ini. Adapun secara resmi, Pertamina belum melaporkan mengenai kajian tersebut.

"Makin cepat semakin baik, karena semakin cepat produksi gasnya," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×