kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,64   -18,87   -2.02%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fast Food goreng lagi menu ayam keju


Jumat, 09 Juni 2017 / 12:18 WIB
Fast Food goreng lagi menu ayam keju


Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Meski ayam goreng boleh dibilang menyandang status sebagai menu yang "enggak ada matinya", lidah manusia tetap bisa bosan. Pemilik jaringan gerai KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk paham soal itu. Makanya, utak-atik menu menjadi strategi rutin mereka.

Kali ini, Fast Food Indonesia tak perlu meracik menu anyar. Mereka akan mengeluarkan lagi menu lama yakni seri Cheesy Chicken atau ayam goreng berbalut keju mulai Agustus 2017.

Pertimbangan Fast Food Indonesia, animo konsumen terhadap produk ayam berbalut keju semakin besar. "Itu sistemnya limited time offer (LTO), sekitar 1 bulan sampai dengan 1,5 bulan sekali," ujar Justinus Dalimin Juwono, Direktur PT Fast Food Indonesia Tbk, usai rapat umum pemegang saham (RUPS) di Jakarta, Kamis (8/6).

Sekadar informasi, LTO merupakan salah satu strategi pemasaran. Sesuai  namanya, produk atau jasa yang ditawarkan bersifat terbatas waktu.

Menurut catatan pemberitaan KONTAN, Fast Food Indonesia merilis produk KFC Hot and Cheesy Chicken pada 7 Oktober 2016. Kala itu, manajemen perusahaan bahkan berharap, KFC Hot and Cheesy Chicken bisa mendorong pertumbuhan penjualan antara 15%-20% setiap bulan. Kehadiran produk baru pada kuartal IV tersebut, juga mereka maksudkan untuk menopang kinerja hingga akhir tahun 2016.

Sementara target penjualan seri Cheesy Chicken tahun 2017 tak ketahuan. Perusahaan berkode saham FAST di Bursa Efek Indonesia itu tak mengungkapkan target penjualan yang diharapkan.

Sedangkan target pertumbuhan pendapatan tahun ini secara keseluruhan sebesar 11%-12%. Dari target pendapatan segitu, Fast Food Indonesia berharap mencuil 4% sebagai laba bersih.

Sebagai perbandingan, tahun lalu Fast Food Indonesia mencetak pendapatan Rp 4,88 triliun atau tumbuh 8,93% ketimbang tahun 2015. Sementara laba periode berjalannya tumbuh lebih tinggi, yakni 64,36% atau menjadi Rp 172,61 miliar. "Tahun lalu, kami ada perbaikan stabilitas harga bahan baku sehingga kami dapat efisiensi dari bahan baku," terang Justinus.

Dalam sebulan, Fast Food Indonesia biasa mengolah 1,8 juta-2 juta ekor ayam. Semua bahan baku ayam itu dari peternak lokal. Hanya bumbu yang mereka impor.

Ekspansi di kabupaten

Supaya target pertumbuhan kinerja tahun ini tak meleset, Fast Food Indonesia juga melanjutkan penambahan gerai KFC. Tahun lalu mereka sudah mengoperasikan 575 gerai. Tahun ini, bakal ada penambahan 30-35 gerai KFC dan 20 gerai KFC Box.

Anggaran ekspansi gerai tahun 2017 sebesar Rp 300 miliar-Rp 350 miliar. Sebagai informasi sekaligus perbandingan, biaya investasi satu gerai KFC Box sekitar Rp 1,5 miliar-Rp 2,5 miliar. Sementara satu gerai KFC membutuhkan anggaran Rp 3,5 miliar hingga Rp 9 miliar.

Target lokasi penambahan gerai di lima hingga enam kota. Fast Food Indonesia juga berminat membuka gerai di wilayah kabupaten. "Sudah ada belasan di Mei dan kemarin sudah buka di Karangasem, Bali," kata Justinus.

Rencana lain, Fast Food Indonesia akan memacu penjualan melalui platform digital. Akses yang mereka tawarkan melalui aplikasi home delivery maupun pemesanan melalui website KFC.

Hingga kuartal I 2017, Fast Food Indonesia membukukan pendapatan Rp 1,2 triliun atau tumbuh 9,09% ketimbang capaian yang sama tahun lalu. Sementara laba periode berjalan mereka naik hampir lima kali lipat menjadi Rp 37,23 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×