kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garap proyek kereta, Wika tak dapat PMN di 2016


Jumat, 04 September 2015 / 21:22 WIB
Garap proyek kereta, Wika tak dapat PMN di 2016


Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIka) dipastikan tidak akan mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun pada tahun 2016. Pasalnya perusahaan tersebut sedang bersiap menggarap proyek pembangunan kereta cepat (high speed train/HST) Jakarta-Bandung.

"Wika sudah ditunjuk menjadi 'lead consortium' proyek HST, sehingga tidak akan mendapat suntikan PMN," kata Menteri BUMN Rini Soemarno, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (4/9).

Diketahui saat ini Wika sedang mengusulkan kepada DPR-RI untuk mendapat suntikan dana sebesar Rp 3 triliun pada RAPBN 2016.

Menurut Rini, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang sekitar 150 kilometer diserahkan kepada BUMN.

Untuk merealisasikan proyek tersebut, Kementerian BUMN sudah membentuk konsorsium, di mana WIKA bertindak sebagai lead consortium dengan anggota PT Jasa Marga Tbk, PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.

Namun ditambahkan Rini, dalam merealisasikan pembangunan kereta cepat tersebut pemerintah tidak akan mengeluarkan dana dari APBN. Dan juga tidak akan memberikan jaminan pinjaman serta tidak akan memberikan suntikan PMN.

"Supaya tidak menjadi salah pengertian, otomatis walaupun sejak awal Wika sudah mengusulkan PMN ini tidak ditujukan untuk kereta cepat, maka perusahaan itu tidak bisa meminta PMN," tegas Rini.

Ia mengakui, Wika memang memiliki sejumlah bisnis seperti pembangunan jalan tol, pembangkit listrik dan properti.

"Tapi supaya tidak dipersepsikan salah, maka kalau Wika ikut konsorsium maka tidak bisa pakai PMN," ujarnya.

Sebelumnya Rini Soemarno memastikan proyek HST Jakarta-Bandung tetap akan dilaksanakan yang dikerjakan oleh sejumlah BUMN.

Pemerintah berharap proyek kereta cepat itu perlu dibangun untuk mendorong pengembangan ekonomi antara Jakarta-Bandung.

Diketahui dua calon investor yang sudah menyampaikan proposal untuk membangun infrastruktur kereta api cepat tersebut yaitu dari China dengan dana investasi yang disodorkan berkisar Rp75 triliun, dan Jepang dengan nilai investasi sekitar Rp 85 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×