kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hartadinata Abadi akan memperkuat segmen ritel


Jumat, 04 Mei 2018 / 11:37 WIB
Hartadinata Abadi akan memperkuat segmen ritel
ILUSTRASI. Public Expose PT Hartadinata Abadi Tbk


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hartadinata Abadi Tbk menargetkan, tahun ini penjualan perhiasan di segmen ritel bisa meningkat. Pada tahun lalu, sebesar 90% penjualan perhiasan emiten berkode saham HRTA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini didominasi segmen grosir.

Direktur Utama Hartadinata Abadi, Sandra Sunanto mengatakan, saat ini pihaknya memiliki  33 toko yang tersebar di Pulau Jawa dan beberapa wilayah lain, seperti Medan, Batam, Palembang, Pontianak, Bali, dan Makassar. “Targetnya, tahun ini toko kita bisa sampai 100,” kata Sandra, Kamis (3/5).

Untuk mengejar target penambahan toko tersebut, artinya tahun ini HRTA harus membangun sebanyak 77 unit tokok lagi. Jaringan ritel toko  emas milik Hartadinata tersebut bernama Aurum Collection Centre (ACC).

Upaya HRTA memperbanyak toko penjualan perhiasan ini tidak lain untuk lebih merangkul pasar ritel. Apalagi budaya konsumen dalam membeli perhiasan sangat terikat pada sebuah brand di sebuah toko emas. “Dengan meningkatnya jumlah toko ACC, kami menentukan branding,” ujar Sandra.

Direktur Keuagan Hartadinata Abadi Deny Ong menambahkan, tahun ini pihaknya mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai sekitar Rp 300 miliar. Sebagian dana tersebut untuk membangun toko perhiasan sesuai dengan target perusahaan ini.

Tahun 2017, HRTA mencatatkan pendapatan senilai sekitar Rp 2,48 triliun. Jumlah ini naik 13% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,19 triliun. Namun, dari sisi laba terjadi penurunan sekitar 34,5% dari Rp 171,55 miliar di tahun 2016 menjadi Rp 112,43 tahun lalu.

Tahun ini HRTA memutuskan  membagikan dividen sebesar Rp 27,63 miliar. Nilai itu sekitar 24% dari laba bersih perusahaan yang diraih tahun lalu. Adapun nilai dividen yang dibagikan tersebut sebesar Rp 6 per saham. Dividen itu akan dibayarkan mulai tanggal 6 Juni 2018.

Sementara, sisa laba tahun lalu sebesar Rp 22,48 akan digunakan sebagai cicilan dana cadangan. Sedangkan sekitar Rp 62,31 miliar  untuk modal kerja dan dicatat sebagai laba ditahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×