kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Holcim menyasar proyek konstruksi


Jumat, 26 Mei 2017 / 16:00 WIB
Holcim menyasar proyek konstruksi


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sejak tahun lalu, kinerja PT Holcim Indonesia Tbk belum juga mengembirakan, Pendapatan yang terus merosot. Sepinya permintaan semen menjadi biang anjloknya penjualan emiten berkode SMCB ini.

Tak ayal, Holcim harus menelan pil pahit akibat mendapati penjualan yang anjlok hingga 12,5% atau hanya senilai Rp 2,1 triliun per kuartal I-2017. Alhasil, Holcim harus merugi sebesar Rp 116 miliar.

Memang, apabila merujuk data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), volume penjualan semen domestik turun sebesar 11,5% menjadi 4,5 juta ton per April 2017. Bahkan sampai kuartal satu tahun ini, pasar masih cenderung stagnan dengan penurunan 0,9%.

Direktur Keuangan PT Holcim Indonesia Ali Permadiono Sumedi mengakui, permintaan semen sedang sepi. Meski marak proyek pembangunan infrastruktur, Holcim sebagai perusahaan non badan usaha milik negara (BUMN) terbilang sulit menghadapi kompetitor yang merupakan perusahaan pelat merah. "Mereka pasti mendapatkan keutamaan, apalagi ada yang namanya BUMN bersinergi," ujar keluh Ali kepada KONTAN, Rabu (24/5).

Menilik laporan keuangan kuartal I-2017, penjualan semen SMCB di Jawa menciut 33% atau hanya Rp 1,2 triliun. Namun di luar Jawa naik 52% dari Rp 594 miliar menjadi Rp 903 miliar. Ini sejalan dengan data ASI yang merilis tren penurunan konsumsi semen di Jawa sebesar 4,6% atau menjadi 7,9 juta sepanjang kuartal pertama tahun ini. Sementara di Sumatra dan Kalimantan justru menunjukkan pertumbuhan positif, masing-masing tumbuh 3,2% dan 9,9%, yaitu 3,1 juta ton dan 1 juta ton.

Hingga April lalu, permintaan semen di Jawa tertekan 15,6% dibandingkan April tahun lalu, dari 2,8 juta ton menjadi 2,4 juta ton saja. "Kami kehilangan market share di Jawa, karena pasarnya agresif," aku Direktur Keuangan PT Holcim Indonesia Mark Anatol Schmidt.

Untuk menambal pendapatan yang bolong, Holcim mencari celah peruntungan lain, dengan membidik proyek-proyek konstruksi. Akhir tahun lalu, mereka menggarap proyek trotoar di simpang susun Semanggi yang diperoleh dari Bina Marga Jakarta. "Nilai proyeknya Rp 30 miliar untuk pemasangan beton 3.000 meter kubik," sebut Ali.

Tahun ini, SMCB juga siap menggarap perbaikan sejumlah jalan di ibukota. Alhasil, dari segmen jasa dan konstruksi ini memberikan kontribusi yang lumayan bagi pendapatan Holcim. Hingga kuartal I-2017, sektor ini terbukti tumbuh signifikan sebesar 20%, dari Rp 44 miliar menjadi Rp 53 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×