kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHC jadi induk rumahsakit BUMN


Jumat, 24 Maret 2017 / 11:29 WIB
IHC jadi induk rumahsakit BUMN


Reporter: Febrina Ratna Iskana, Wahyu Satriani | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Satu lagi induk badan usaha milik negara (BUMN) terbentuk. Kali ini Kementerian BUMN menggabungkan sebanyak 70 rumahsakit milik perusahaan pelat merah tersebut ke dalam holding rumahsakit BUMN bernama Indonesia Healthcare Corporation (IHC).

Menteri BUMN Rini M Soemarno berharap, keberadaan holding ini bisa menguatkan jaringan rumahsakit perusahaan pelat merah tersebut. Baik itu lewat transfer teknologi kedokteran dan manajemen rumah sakit atau bisa juga sumber daya manusia. "Ini dengan mekanisme sharing dan benchmark," katanya, dalam keterangan resmi, Kamis (23/3).

Ide awal pembentukan holding rumahsakit itu muncul setelah pihaknya melihat banyak pengolahan rumahsakit BUMN kurang mumpuni. Artinya, pelayanan rumahsakit tersebut belum memenuhi standar yang ditentukan. Mulai fasilitas rumahsakit hingga dari tenaga medis.

Alhasil, terjadi kesenjangan antara rumah sakit BUMN yang satu dengan yang lain. Sayang, Rini tidak merinci identitas rumahsakit tersebut. Yang jelas, rumahsakit tersebut belum bisa menjadi pilihan. "Baik itu bagi karyawan sendiri maupun masyarakat," tandasnya.

Saat ini tercatat ada 77 rumahsakit dan klinik yang dikelola BUMN. Jumlah tersebut sudah menyusut, lantaran ada beberapa rumahsakit yang harus tutup operasi lantaran tidak dikelola dengan baik. Rini tidak merinci rumah sakit yang tutup.

Persoalan yang kerap terjadi rumahsakit BUMN antara lain, kekurangan tenaga medis mulai dari dokter umum, dokter spesialis, perawat, analis hingga radiografer. Ini klop dengan data dari Bank DUnia tahun 2012 yang menunjukkan Indonesia cuma mempunyai 0,3 dokter per 1.000 penduduk.

Belum lagi BUMN rumahsakit masih kekurangan tenaga nonmedis di tingkat manajerial. Seperti direktur rumahsakit, serta bidang pengelolaan manajemen rumahsakit lain.

Rini berharap, setelah merger antar rumahsakit BUMN ini, maka angka turis medis ke luar negeri bisa berkurang. Rupanya, ia terinspirasi pembentukan holding rumah sakit ini dari kasus di luar negeri. Seperti Park Way Group Hospital di Singapura, Fortis di India atau Pantai Group di Malaysia.

Selain itu ia berharap, merger ini bisa lebih optimal dalam menjaring peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang semakin banyak peminat.

Pertamina memimpin

Sebagai pemimpin Indonesia Healthcare Corporation (IHC) ini, Rini menunjuk PT Pertamina Bina Medika, pengelola rumahsakit Pertamina. Rumahsakit Pertamina bersama dengan rumahsakit Pelni dan rumahsakit PT Perkebunan Nusantara (PTPN) menjadi yang terbaik di antara rumahsakit BUMN lain.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementrian BUMN Aloysius Kiik Ro menambahkan, pihaknya sudah menunjuk Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman sebagai Ketua Tim Kerja IHC. "Rencana ekspansi dan strategi bisnis setelah pembentukan holding akan ditangani langsung oleh IHC," katanya, kepada KONTAN, Kamis (23/3).

Menurut Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik, pemilihan pimpinan holding BUMN rumahsakit yang jatuh ke Pertamina sejatinya tidak akan berpindah-pindah posisi, lantaran masih dalam status BUMN. "Yang penting value creation-nya seperti apa," tegasnya ke KONTAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×