kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inalum masih sulit menguasai Freeport


Senin, 30 April 2018 / 06:10 WIB
Inalum masih sulit menguasai Freeport
ILUSTRASI. Tambang Freeport di Tembagapura


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keinginan Presiden Joko Widodo agar pembelian 40% saham milik Rio Tinto di PT Freeport Indonesia bisa kelar April 2018 sulit terpenuhi. Rio Tinto ogah menyetujui proposal PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang minta diskon 20%.

Saat ini pemerintah punya lima rekomendasi harga wajar dari lembaga keuangan. Pertama, valuasi dari Morgan Stanley yakni sebesar US$ 3,6 miliar; Kedua Deutsche Bank sebesar US$ 3,3 miliar; ketiga HSBC US$ 3,85 miliar, empat UBS senilai US$ 4 miliar; dan kelima RBC US$ 3,73 miliar.

Sumber Kontan.co.id di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa perundingan pembelian participating interest (PI) 40% milik Rio Tinto adalah sebagai upaya pemerintah agar bisa menguasai saham 51% saham PT Freeport Indonesia. Adapun sumber ini mengakui saat ini proses perundingan masih alot, terutama dalam penetapan harga.

Inalum telah mengajukan penawaran, menggunakan rekomendasi harga dari Deutsche Bank sebesar US$ 3,3 miliar, dengan permintaan diskon 20%. "Diskon harga berkenaan dengan kerusakan lingkungan," kata sumber Kontan.co.id, Minggu (29/4).

Meskipun perundingan masih berjalan alot, tim Inalum dan pemerintah Indonesia secara maraton terus melakukan negosiasi supaya pada Senin (30/4) atau akhir April 2018 bisa selesai. "Masih ada waktu 2 x 24 jam," tandasnya.

Sekretaris Perusahaan Inalum, Ricky Gunawan mengatakan saat ini perundingan negosiasi dengan Rio Tinto dilakukan Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin. "Ditunggu saja ya," tandas Ricky, Minggu (29/4).

Sementara Freeport tegas membantah tudingan adanya pencemaran lingkungan. Juru Bicara Freeport Indonesia, Riza Pratama membantah adanya tudingan pencemaran lingkungan tersebut. Riza mengklaim Freeport Indonesia mengelola limbah utama dari pertambangan dan pengolahan mineral tembaga atau tailings berdasarkan metode yang disetujui dan di izinkan oleh Pemerintah Indonesia.

Freeport mengklaim selama ini selalu mendokumentasikan dampak lingkungan dari operasional, memantau, dan mengelola limbah dengan baik. "Ada persetujuan Amdal atas operasi PTFI dan setiap rencana kerja tahunan perusahaan," kata Riza kepada Kontan, Minggu (29/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×