kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia jadi tuan rumah pertemuan ACCAHZ Preparatory Committee ke-14


Rabu, 27 Juni 2018 / 21:27 WIB
Indonesia jadi tuan rumah pertemuan ACCAHZ Preparatory Committee ke-14
ILUSTRASI. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan melepas ekspor perdana telur tetas ayam


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan Asean Coordinating Center for Animal Health and Zoonosis (ACCAHZ) Preparatory Committee ke-14.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia I Ketut Diarmita mengatakan, pembentukan ACCAHZ adalah manifestasi tekad dan komitmen Asean dalam melindungi kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan, serta memastikan kecepatan respon kejadian terkait kasus penyakit hewan dan zoonosis, khususnya penyakit hewan lintas batas (tranboundary animal diseases/TADs) di wilayah regional ASEAN.

Pembentukan ACCAHZ telah diinisiasi sejak tahun 2012, dan perjanjian kerjasama ACCAHZ telah ditandatangani oleh seluruh Menteri Pertanian negara-negara anggota Asean pada pertemuan Asean Ministry of Agriculture and Forestry (AMAF) ke-38 di Singapura pada 7 Oktober 2017 lalu.

Menindaklanjuti penandatanganan perjanjian kerjasama tersebut, maka diperlukan pengaturan lebih lanjut terkait hal-hal teknis seperti pengaturan prosedur (Rule of Procedures/ROP), perjanjian host country, deposit anggaran, pengaturan keuangan serta pengaturan Governing Board sebagai pengambil keputusan dalam kerangka ACCAHZ.

Seperti halnya kesepakatan antar negara, kesepakatan ASEAN melalui ACCAHZ bertujuan meningkatkan kerjasama teknis dan perdagangan yang saling menguntungkan dengan komitmen dan perencanaan serta implementasi yang baik.

Menurut Diarmita, Indonesia mempertahankan status bebas penyakit hewan tertentu yang dipandang strategis oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) antara lain penyakit mulut dan kuku, Sapi Gila dan Rinderpest. Hal tersebut merupakan nilai lebih bagi Indonesia dalam upaya pengendalian penyakit serta jaminan keamanan produk hewan di wilayah Asean, sehingga dapat meyakinkan dan memperlancar proses ekspor hewan dan produk hewan ke negara-negara di kawasan ASEAN.

Dalam kesempatan ini, Indonesia mempromosikan ekspor hewan dan produknya. Diarmita menyampaikan, saat ini Indonesia telah mengekspor produk unggas olahan, telur tetas dan DOC, serta obat hewan ke negara Asean. "Dan besok (28/6) akan dilakukan pelepasan ekspor kambing sebanyak 2.100 ekor ke Malaysia sebagai awal pengiriman yang akan berkelanjutan," ungkap I Ketut dalam keterangan resmi, Rabu (27/6).

Indonesia secara konsisten memberikan informasi terkait jaminan keamanan dan kesehatan hewan, serta produknya yang akan di ekspor guna menembus dan memperlancar hambatan/barier lalu lintas perdagangan.

Menurut Ketut, saat ini masalah kesehatan hewan dan keamanan produk hewan menjadi isu penting dalam perdagangan internasional dan seringkali menjadi hambatan dalam menembus pasar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×