kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indopoly Swakarsa fokus kembangkan produk kemasan high end


Minggu, 20 Mei 2018 / 15:37 WIB
Indopoly Swakarsa fokus kembangkan produk kemasan high end


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen flexible packaging, PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) secara perlahan bakal memperlebar produksi kemasan high end-nya. Perseroan melihat permintaan jenis kemasan tersebut berpeluang tumbuh signifikan dalam beberapa periode ke depan.

Jeffrey Halim, Wakil Presiden Direktur PT IPOL mengaku margin dari produk tersebut lebih tinggi dibandingkan produk kemasan biasa (low end) yang diproduksi pabrikan sebelumnya. "Untuk itu kami kembangkan model bisnis baru ini," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (20/5).

Apakah model bisnis baru itu akan diiringi dengan peningkatan kapasitas produksi? Jeffrey menerangkan, penambahan kapasitas belum dilakukan hingga nantinya porsi permintaan kemasan high end sudah sesuai ekspektasi awal.

"Kalau (permintaan) high end sudah 70%-80% baru kami berpikir untuk memutuskan tambah kapasitas, sebab saat ini porsi permintaan kemasan tersebut masih di kisaran 50%," urai Jeffrey. Saat ini, IPOL memiliki tiga lini produksi, satu di Indonesia dan dua lagi di China.

Adapun rinciannya, pabrik di Purwakarta, Jawa Barat memiliki kapasitas terpasang 65.000 ton per tahun. Sedangkan pabrik di Su Zhon dan Kunming yang ada di China masing-masing memiliki kapasitas produksi 25.000 ton dan 10.000 ton pertahunnya.

Terhitung total kapasitas produksi IPOL mencapai 100.000 ton per tahun, menurut Jeffrey utilitas semua lini produksi sudah mencapai level maksimal 100%. "Natur bisnis kami menyebabkan mesin tidak boleh berhenti, sehingga kami harus terus dapat pelanggan baik lewat spot maupun contract order," sebutnya.

Biasanya, agar tidak menghasilkan waste dari produksi, IPOL mengandalkan spot order alias order langsung ke pelanggan. Sementara perseroan tetap memiliki pelanggan utama lewat kontrak jangka panjang (contract order) dengan jangka waktu sekitar 5-10 tahun.

"Yang contract order perusahaan-perusahaan besar seperti Indofood, Pepsico dan perusahaan consumer goods lainnya," terang Jeffrey. Agar perusahaan tidak bergantung hanya pada satu pelanggang besar, IPOL menerapkan batas pemesanan pelanggan maksimal 20% dari total kapasitas produksi pabrikan.

Perseroan cukup optimistis meraih peningkatan laba bersih yang signifikan pada tahun ini. Untuk itu IPOL harus giat melakukan efisiensi di berbagai lini, salah satunya bagian produksi.

Jeffrey mengatakan, laba bersih perseroan ditahun ini ditargetkan senilai US$ 5 juta. Itu artinya dibandingkan perolehan laba tahun 2017 yang sebesar US$ 2,1 juta, target laba tahun ini mencapai lebih dari dua kali lipat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×