kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indosat alami rugi karena perubahan pola bisnis dan pola konsumsi


Jumat, 10 Agustus 2018 / 18:11 WIB
Indosat alami rugi karena perubahan pola bisnis dan pola konsumsi
ILUSTRASI. RUPS Indosat Ooredoo


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk di semester I-2018 mencatat penurunan pendapatan cukup besar. Dari Rp 15,11 triliun pada periode yang sama di tahun lalu menjadi Rp 11,06 triliun.

Akibatnya perusahaan mengalami rugi periode jalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 693 miliar. Padahal di semester I-2017, perusahaan dengan kode saham ISAT itu memperoleh laba Rp 784 miliar.

Direktur Utama Indosat Joy Wahyudi mengatakan, perubahan pola konsumsi masyarakat membuat perusahaan harus merubah pola bisnis. “Regulasi registrasi prabayar juga mempengaruhi. Ada imbasnya ke operator,” terangnya kepada Kontan.co.id, Jum’at (10/8).

Joy menjelaskan, saat ini konsumsi masyarakat untuk telepon dan SMS sangat menurun. Catatan laporan keuangan perusahaan memang pendapatan dari konsumsi telepon turun dari Rp 3,6 triliun di semester I-2017 menjadi Rp 2,4 triliun di semester I-2018. Sementara pemasukan dari SMS turun dari Rp 2,1 triliun menjadi Rp 936 miliar.

Regulasi registrasi prabayar, kata Joy juga mempengaruhi pendapatan data perusahaan. Merujuk laporan keuangan perusahaan, pendapatan data perusahaan turun dari Rp 6,8 triliun menjadi Rp 5,9 triliun.

Cara masyarakat mengkonsumsi data berubah sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Kominfo Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 14 Tahun 2017 Tentang Perubahan atas Peraturan Menkominfo Nomor 12 Tahun 2016 tentang Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi.

Misalnya, pola konsumsi beberapa masyarakat yang biasa membeli kartu prabayar untuk kemudian dibuang dan membeli baru, hilang karena adanya aturan tersebut.

“Segmen tertentu yang biasa gitu (beli-buang kartu) pasti hilang karena mereka jadi ke satu nomor. Itu imbas ke operator juga, biasa dapat revenue itu karena behavior berubah. Pasti ada,” tutur Joy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×