kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri tekstil sulit efisien dengan rentetan libur panjang


Senin, 25 Juni 2018 / 19:57 WIB
Industri tekstil sulit efisien dengan rentetan libur panjang
ILUSTRASI.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya hari libur di bulan Juni ini mempengaruhi jalannya industri, khususnya sektor tekstil dan garmen. Tutupnya layanan perdagangan dan akses moda transportasi, menyebabkan pelaku industri ini harus pandai-pandai dalam melakukan efisiensi.

Prama Yudha Amdan, Executive Assistant President Director PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) mengatakan di tengah pemerintah berhasil mengeksekusi perhelatan mudik, pemerintah terkesan mengabaikan kebutuhan industri. Seperti di bidang pengadaan lalu lintas mudik yang seringkali mengorbankan jalur distribusi industri tekstil.

"Padahal kalau industri tidak jalan, tentu perekonomian tidak bergulir dan uang mudik tidak akan meluncur," ungkap Yudha kepada Kontan.co.id, Senin (25/6). 

Pemerintah juga dinilai kadang mendadak memberikan pengumuman libur panjang yang berakibat pada menurunnya aktivitas industri.

"Dari kami industri sebenarnya tidak neko-neko, asal ada kepastian saja," sebut Yudha. Soal tambahan cuti bersama kemarin juga menjadi sorotannya, walau cuti tersebut bersifat fakultatif namun banyak lembaga pemerintah yang mengelola layanan perdagangan turut berlibur.

"Ada tiga sebenarnya yang urgen keberadaannya bagi industri, pertama perbankan, kedua layanan pelabuhan dan bea cukainya serta jaringan utilitas (seperti PLN)," urai Yudha. 

Apalagi industri tekstil seperti POLY memiliki segmen ekspor yang menjadikan layanan perdagangan tersebut sebagai pendukung bisnisnya.

Alhasil, menurut Yudha bulan ini aktivitas bisnis dirasakan jauh dari efisien. "Sebab pastinya ada pembengkakan cost," ujarnya.

Apalagi pabrik POLY beroperasi selama 24 jam, dimana pekerjaan dibagi menjadi empat shift dalam satu hari. Produksi yang berhenti tentu akan mengakibatkan peningkatan beban dan biaya, dimana hal tersebut harus dipikul oleh para pelaku usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×