kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingin kondang di negeri seberang


Jumat, 14 Juli 2017 / 10:25 WIB
Ingin kondang di negeri seberang


Reporter: Agung Hidayat, M. Ghiffari L. Alif P., Siti Maghfirah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Satu demi satu perusahaan lokal mulai mengepakkan sayap bisnis mereka ke luar negeri, terutama di kawasan Asia Tenggara. Bank Mandiri siap beroperasi di Malaysia dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) membikin pabrik di Filipina. Sebelumnya ada PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). 

Pada tahun 2012 misalnya, Semen Indonesia mengakuisisi 70% kepemilikan Thang Long Cement Company di Vietnam. Saat itu Semen Indonesia menggelontorkan  investasi sebesar  US$ 150 Juta atau sekitar Rp 2 triliun.

Akuisisi tersebut karena Semen Indonesia tidak ingin sekadar jago kandang. Thang Long Cement Company adalah pabrik terintegrasi di Vietnam. Kapasitas produksi  pabrik  Thang Long Cement Company ini sekitar 2,3 juta ton.

Pangsa pasar semen Thang Long Cement Company ini merata, yakni 50% untuk pasar lokal di Vietnam. Separuhnya lagi di ekspor. Kontribusi penjualan semen Thang Long Cement Company terhadap pendapatan Semen Indonesia mencapai 10%-15%.

Perluasan pasar

Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto mengatakan, alasan utama perusahaan melakukan pengembangan usaha ke luar negeri yakni menjadi perusahaan semen terkemuka. Ekspansi bisnis ke luar negeri dengan memperkuat bisnis hilir yang disertai  efisiensi akan mempercepat target yang telah ditetapkan sebagai pemain besar industri semen dunia.

"Strategi bisnis ini adalah yang sedang kami kencangkan dan gerakan guna memperkuat Semen Indonesia," ungkapnya, kepada KONTAN (13/7). Sepanjang lima bulan pertama tahun ini penjualan semen SMRG  sebanyak 10,98 juta ton atau naik 8,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Perusahaan lain yang juga mengincar ekspansi ke luar negeri ialah pabrikan roti, PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. Ekspansi pabrik di Filipina tersebut merupakan kelanjutan aksi Nippon Indosari membentuk perusahaan patungan bersama Monde Nissin Corporation.

Pada 18 Februari 2016, mereka membikin joint venture bernama Sarimonde Foods Corporation. Komposisi sahamnya 55% Nippon Indosari dan 45% Monde Nissin.

Lingkup usaha Sarimonde Foods adalah pabrikasi, penjualan dan distribusi roti di Filipina. Sebelum eliminasi, aset perusahaan ini di tahun lalu sebesar Rp 107,71 miliar.

Nippon Indosari berharap, pabrik Sarimonde Foods bisa beroperasi secara komersial mulai kuartal I 2018. "Targetnya, akhir tahun ini pembangunan sudah selesai," kata Alex Chin, Direktur Independen PT Nippon Indosari Corporindo Tbk.

Ekspansi bisnis di luar negeri juga rajin dilakukan pengelola minimarket Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya. Melalui Alfamart Retail Asia Ltd di Singapura dan hasil kerjasama dengan SM Retail Supermarket, sejak Juni 2014  Alfamart melakukan ekspansi ke Filipina. Sebanyak 260 gerai telah eksis di negeri itu.

Skema bisnis Alfamart adalah join venture dengan peritel lokal SM Group. Menurut Direktur International Business and Technology Alfamart Bambang Setyawan Djojo, pemilihan Filipina karena potensi Alfamart berkembang terbuka luas. Sebab, model bisnis retail grocery sejenis masih belum banyak di negara tersebut.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×