kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini ramalan analis soal masa depan rokok kretek


Minggu, 13 Agustus 2017 / 22:21 WIB
Ini ramalan analis soal masa depan rokok kretek


Reporter: Agatha Claudia Pascal | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Tahun 2016 Sigaret Kretek Tangan (SKT) hanya menyumbang 10% dari penerimaan cukai. Hal ini diprediksi akan tetap berlangsung sama pada 2017.

Analis NH Korindo Securities, Joni Wintarja mengatakan dari sisi tren saat ini SKT memang sedang mengalami penurunan market share. Jika mengikuti tren yang sedang berlangsung, maka akan terus terjadi penurunan terhadap market share SKT. “Jika mengikuti trend market yang masih ada, semestinya masih terus lanjut penurunan market share,” kata Joni. Minggu (13/8).

Selain itu Joni juga menduga bahwa penerimaan Cukai dari SKT bisa lebih rendah karena disebabkan oleh nilai Cukai SKT yang lebih kecil jika dibandingkan dengan SKM.

Reza Priambada, analis Bina Artha Parama Sekuritas juga mengatakan bahwa SKT masih memiliki pangsa pasar, terutama untuk merk tertentu. Sedangkan mengenai produksi, produsen cenderung melihat minat konsumen untuk menyesuaikan volume produksinya.

Reza merasa bahwa pasar SKT mengalami kekalahan dalam inovasi jika dibandingkan dengan produk SKM. “Melalui SKM dengan produk favoritnya mild membuat permintaan akan produk SKT berkurang,” ujar Reza. Minggu (11/8).

Tidak hanya itu, Reza dan Joni sama-sama mengatakan mengenai perubahan selera konsumen yang cenderung lebih menyukai rokok dengan rasa yang lebih soft dan memiliki varian rasa, serta lebih menyukai rokok yang dilinting dengan rapih. Hal ini menjadi salah satu faktor juga, mengapa SKT menjadi kurang diminati saat ini.

Meskipun terjadi penurunan, kondisi ini dirasa oleh Joni tidak akan memberikan pengaruh kepada pengurangan jumlah tenaga kerja SKT. “Mestinya tidak ada pengurangan,” kata Joni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×