kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kata Tokopedia soal tren shifting berbelanja


Selasa, 15 Agustus 2017 / 19:09 WIB
Kata Tokopedia soal tren shifting berbelanja


Reporter: Choirun Nisa | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – Pebisnis mengeluhkan penurunan daya beli konsumen. Pertumbuhan penjualan ritel riil dari 16‎,3 % pada Juni 2016, anjlok menjadi 6,7 % di Juni 2017.

Tapi, sejumlah ekonom menyebutkan anjloknya sektor riil bukan karena masalah daya beli, melainkan adanya tren shifting atau perpindahan berbelanja dari konvensional ke online.

Lalu apakah benar demikian? Chief of Staff Tokopedia Melissa Siska Juminto, menampik adanya shifting.  

"Tidak mungkin mempengaruhi hingga ke pertumbuhan karena penjual kami saja 80% adalah penjual baru yang baru membuka usaha, bukan perusahaan besar yang kemudian membuka lapak online," ujar Melissa pada Selasa (15/8) di Kantor Google Indonesia.

Melissa menjelaskan, profil penjual pada Tokopedia rata-rata didominasi oleh penjual baru yang berasal dari kalangan pekerja kantoran dan pebisnis pemula yang baru memulai usahanya.

"Rata-rata pengusaha di Tokopedia pun masih beromset 20-50 juta per bulannya, jadi masih sangat mikro dan tidak bisa dibilang memberi efek besar pada pertumbuhan ekonomi," jelasnya lagi.

Head of e-commerce Google Indonesia Henky Prihatna pun menyatakan hal serupa. Berdasar data riset Google dengan perusahaan riset Temasek, e-commerce per 2015 di Indonesia masih sebesar USD 1,7 juta.

"Angka ini masih kecil jika disebut mampu mempengaruhi PDB. E-commerce mungkin mempengaruhi karena kita prediksi kenaikan e-commerce mencapai 39% pertahunnya, tapi kalau sekarang tentu tidak mungkin berpengaruh," tutur Henky. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×