kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kekayaan 29 taipan sawit setara 41% APBN 2014


Jumat, 22 Mei 2015 / 07:12 WIB
Kekayaan 29 taipan sawit setara 41% APBN 2014


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BENGKULU. Walhi Bengkulu bersama Transparansi Untuk Keadilan (TUK) Indonesia menyebutkan harta kekayaan 29 keluarga taipan perkebunan sawit yang menguasai Indonesia mencapai US$ 71,5 miliar atau setara dengan 41% APBN 2014.

"Harta kekayaan 29 keluarga taipan itu mencapai US$ 71,5 miliar atau setara dengan 41% APBN tahun 2014 dengan total APBN Rp 1,726 triliun," kata Direktur Eksekutif Walhi Bengkulu, Benny Ardiansyah, Kamis (21/5/2015).

Para taipan tersebut menguasai 5,1 juta hektare perkebunan kelapa sawit yang telah berproduksi dan 2,1 juta hektare yang belum berproduksi pada tahun 2013. Kekayaan para taipan itu kata Benny, ternyata didapat pula dari pinjaman hutang dari perbankan swasta nasional dan internasional asal Singapura dan Malaysia dengan total hutang mencapai US$ 17,8 miliar. Namun versi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) US$ 15,6 miliar.

Sementara itu dampak buruk juga mengakibatkan tingginya konflik pengunaan lahan milik masyarakat, karena disinyalir penguasaan lahan terdapat tindakan yang tak legal mengakibatkan pelanggaran HAM dan kerusakan lingkungan hidup juga eksploitasi buruh.

"Utang itu juga diambil dari bank-bank di Singapura dan Malaysia, sementara Indonesia sendiri memiliki program kredit bersubsidi seperti, kredit untuk UMKM (KUR) sejumlah IDR 27 triliun (US$ 2.6 Miliar) dikhususkan untuk pertanian ini juga diindikasikan bank meminjamkannya kepada perusahaan kelapa sawit," sambung Benny.

Para taipan tersebut selain memiliki grup juga memiliki perusahaan perkebunan skala kecil yang menggurita di seluruh nusantara. Adapun kendali taipan tersebut di Kalimantan menguasai 62 persen perkebunan, Sumatera 32 persen, Sulawesi empat persen, dan dua persen di Papua. (Kontributor Bengkulu, Firmansyah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×