kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,64   -17,87   -1.91%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kembangkan bisnis, Pertamina gandeng Kuwait


Senin, 31 Agustus 2015 / 19:09 WIB
Kembangkan bisnis, Pertamina gandeng Kuwait


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Pertamina (Persero) melakukan kerjasama dengan Kuwait Petroleum Corporation dalam pengembangan bisnis migas dan energi terbarukan. 

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan CEO Kuwait Petroleum Corporation Nizar Mohammad Al-Adsani di Jakarta, Senin (31/08).

Dwi mengatakan, penandatanganan MoU ini merupakan langkah awal dimulainya upaya mencari dan menciptakan peluang-peluang dan potensi kerjasama kedua perusahaan. "Dalam situasi bisnis yang sangat menantang seperti saat ini aliansi dari dua national oil company dari dua negara bersahabat ini menjadi sangat penting bagi strategi bisnis hulu hingga hilir kedua perusahaan,” kata Dwi.

MoU tersebut akan menjadi landasan bagi kedua perusahaan untuk melakukan kajian bersama mengenai potensi kerjasama di bidang migas, termasuk juga energi baru dan terbarukan di Indonesia, Kuwait, maupun wilayah negara lainnya.

Kajian yang akan dilakukan diantaranya meyangkut apsek teknikal, komersial maupun finansial, baik di upstream, midstream maupun downstream termasuk di bidang pemasaran, pengolahan, infrastruktur, dan petrochemical.

Seperti diketahui, Pertamina saat ini memiliki pertumbuhan bisnis upstream dengan produksi minyak pada kuartal II 2015 tumbuh sekitar 8% (year on year) pada level 274.03 ribu barel per hari dan produksi gas sebesar 1,6 BSCFD. Sekitar 27% dari total produksi minyak perusahaan disumbangkan dari operasinya di luar negeri.

Dari midstream, Pertamina terus meningkatkan efisiensi kilang domestik sehingga dapat bersaing di level regional. Selain melakukan optimasi, Pertamina saat ini menyiapkan dua program utama di bidang pengolahan, yaitu Refinery Development Masterplan Program (RDMP), dan New Grass Root Refinery (NGRR) untuk menciptakan kilang dengan kompleksitas tinggi, peningkatan kapasitas dari 1 juta BPH menjadi 2,3 juta BPH pada 2025, serta mengintegrasikannya dengan petrochemical.

Sementara di sektor pemasaran, infrastruktur penyimpanan, transportasi dan distribusi, serta outlet penyaluran BBM Pertamina relatif merata dan menjangkau seluruh pelosok nusantara.

Saat ini, Pertamina memiliki kapasitas penampungan BBM sekitar 5 juta KL dengan rencana penambahan kapasitas 1,5 juta KL dalam 5 tahun ke depan, serta 6.835 lembaga penyalur, dengan 5.399 unit diantaranya berupa SPBU.

“Hal ini menjadi kekuatan kompetitif yang dimiliki Pertamina untuk dapat mendominasi pasar di dalam negeri,” ujar Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×