kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementerian ESDM mengklaim divestasi 51% saham Freeport sudah final


Rabu, 30 Mei 2018 / 15:31 WIB
Kementerian ESDM mengklaim divestasi 51% saham Freeport sudah final
ILUSTRASI. Tambang Emas Freeport


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim proses negosiasi pengambilan participating interest (PI) 40% milik Rio Tinto di Grasberg antara pemerintah melalui PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dengan Rio Tinto sebagai pemenuhan divestasi saham 51% PT Freeport Indonesia (PTFI) sudah final.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan pihak Rio Tinto sudah menyatakan sikapnya secara tertulis supaya participating interest 40%  milik Rio Tinto itu bisa dikonversi menjadi saham.

"Sudah mencapai tahap final yang dilaksanakan oleh Inalum. Saya tidak ikuti proses negosiasi ini, karena ditangani oleh Kementerian BUMN," terang Jonan di Gedung DPR, Rabu (30/5).

Asal tahu saja, untuk pemenuhan divestasi saham 51% tidak hanya cukup dengan mengambil PI 40% milik Rio Tinto itu. Karena, saat ini pemerintah Indonesia baru memiliki saham sebanyak 9,36%. Artinya jika digabungkan nilai saham pemerintah baru 49,36%, itupun jika saham tersebut tidak terdelusi akibat konversi.

Menurut Jonan, pemerintah juga akan menyelesaikan sisa saham yang sedianya akan diambil dari saham milik Freeport McMoRan.inc sebesar 5,6%, yang ditargetkan semuanya selesai pada Juni 2018. 

Sayangnya, ketika dikonfirmasi masalah harga yang ditetapkan oleh Inalum atas pembelian divestasi saham itu, Jonan enggan berbicara. "Mudah-mudahan pada Juni proses akuisisi selesai dan kalau akuisisi selesai itu memenuhi salah satu permintaan pemerintah mengenai syarat perpanjangan," ungkapnya.

Jonan juga bilang, berkenaan dengan divestasi saham 51% itu, hal lainnya yang tengah dinegosiasikan juga sudah disepakati oleh Freeport Indonesia. Seperti misalnya, berkenaan dengan stabilitas investasi berupa perubahan pajak dari nailedown menjadi prevailling. Lalu, pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) dan perubahan status dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

"Jadi tinggal menunggu akuisisi yang dilakukan Inalum atas participating interest Rio Tinto di Feeeport Indonesia dan juga sisanya pembelian saham FCX kalau tidak salah 5,6%. Kalau sudah ya sudah selesai 51%," tandas Jonan.

Sumber Kontan.co.id di lingkup Kementerian ESDM mengatakan, sejauh ini pihak Rio Tinto belum sepakat dengan penawaran harga yang ditetapkan oleh Inalum. Lantaran, Inalum memasukan isu lingkungan ke dalam valuasi harga sebagai bahan pertimbangan diskon.

"Rio Tinto masih ngotot terhadap perhitungan diskon harga yang diajukan Inalum. Sedangkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tidak juga to do so," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Rabu (30/5).

Beredar rumor, pemerintah sudah menyerahkan valuasi harga yang ditawarkan oleh Inalum atas pembelian participating interest 40% Rio Tinto maupun 5,6% saham milik FCX. "Sepengetahuan saya bukan Menteri ESDM yang ajukan ke Presiden, tapi Rini (Menteri BUMN)," tandasnya.

Ia menambahkan bahwa koordinasi ketiga menteri yang tangani negosiasi Freeport sangat jelek sekali, bahkan terkadang terjadi dis-soliditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×