kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemperin pacu kawasan industri smelter


Rabu, 11 Januari 2017 / 21:36 WIB
Kemperin pacu kawasan industri smelter


Sumber: Antara | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kementerian Perindustrian memacu percepatan pembangunan Kawasan Industri Konawe di Sulawesi Tenggara dan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah. Kawasan tersebut merupakan salah satu prioritas dalam program pengembangan basis industri pengolahan logam atau smelter.

"Kami terus memacu pembangunan kawasan industri di luar Pulau Jawa, termasuk di Morowali, sebagai wujud implementasi arahan Bapak Presiden Joko Widodo," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan tertulis, Rabu (11/1).

Airlangga menyampaikan hal itu ketika kunjungan kerja meninjau Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah. Kawasan industri terpadu dengan lahan seluas 2.000 hektare (ha) tersebut akan menarik investasi sebesar Rp78 triliun dan menciptakan tenaga kerja langsung sebanyak 20.000.

Kawasan Industri Morowali turut mendorong langkah pemerintah dalam program hilirisasi yang bertujuan meningkatkan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri.

"Oleh karena itu, di kawasan ini difokuskan pada pembangunan industri pengolahan dan pemurnian mineral logam atau smelter dengan bahan dasar nikel," jelasnya.

Sejauh ini, perkembangan pembangunan industri smelter nikel dan fasilitas pendukung lainnya di Kawasan Industri Morowali, antara lain telah beroperasinya industri smelter feronikel PT Sulawesi Mining Investment. Smelter ini berkapasitas 300.000 ton per tahun sejak Januari 2015.

"Pabrik ini didukung oleh satu unit PLTU dengan kapasitas 2x65 MW. Pada tahun 2015, perusahaan telah menghasilkan nickel pig iron (NPI) sebanyak 215.784,11 ton per tahun," ujar Airlangga.

Selanjutnya, sejak Januari 2016, telah beroperasi industri smelter feronikel PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry dengan kapasitas 600.000 ton per tahun dan didukung oleh satu unit PLTU berkapasitas 2x150 MW.

Pada awal 2016, perusahaan mencatatkan produksi sebanyak 193.806 ton. Sebagai tahap lanjutan dari PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry, saat ini juga telah dilakukan commissioning test pabrik stainless steel dengan kapasitas 1 juta ton per tahun.

Selain itu, terdapat pula industri smelter feronikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel dengan target kapasitas 600.000 ton per tahun dan stainless steel sebanyak 1 juta ton per tahun. Tahap pembangunan proyek ini sampai saat ini mencapai 60%.

"PT Indonesia Ruipu Nickel and Chrome yang merupakan smelter Chrome juga masih dalam tahap pembangunan dengan progres 60%. Diharapkan pada awal tahun 2018 pabrik ini dapat mulai berproduksi," ujarnya.

Industri smelter lainnya, yakni PT Broly Nickel Industry Pabrik Hidrometalurgi dengan kapasitas 2.000 ton per tahun, yang akan dikembangkan menjadi 8.000 ton per tahun nikel murni sedang dalam uji coba produksi.

(Sella Panduarsa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×