kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kimia Farma bangun pabrik garam kedua di Jombang


Selasa, 13 Desember 2016 / 19:24 WIB
Kimia Farma bangun pabrik garam kedua di Jombang


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk kembali bangun pabrik garam farmasi tahap II. Pabrik ini akan dibangun di Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Perusahaan pelat merah ini harus merogoh kocek sekitar Rp 76 miliar untuk proyek tersebut. Ini merupakan pabrik garam kedua milik Kimia Farma. Pabrik garam ini nantinya akan mempunyai kapasitas produksi sekitar 4000 ton per tahun.

Hasil produksi bakal digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Maklum saja, hingga saat ini Indonesia masih terus mengimpor garam industri karena garam lokal belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan di dalam negeri.

Untuk kebutuhan bahan baku produksi, Kimia Farma menjalin kerja sama dengan PT Garam. Sebelumnya, kedua perusahaan BUMN ini telah melakukan penandatanganan kerja sama pada tanggal 22 April 2014 lalu tentang pasokan bahan baku produksi garam farmasi dan penjajakan distribusi garam farmasi oleh PT Garam.

Kimia Farma menargetkan pembangunan pabrik selesai pada tahun 2017 nanti. " Saat ini dalam tahap land clearing," kata Eddy Murianto GM Corporate Secretary PT Kimia Farma Tbk pada KONTAN, Selasa (13/12).

Dengan adanya pabrik baru ini, nantinya total produksi garam industri yang dihasilkan Kimia Farma sebesar 6.000 ton per tahun. Sebelumnya, perusahaan yang digawangi oleh Rusdi Rosman ini telah membangun pabrik garam berkapasitas 2.000 ton per tahun pada tahun 2014 di lokasi yang sama di Jombang, Jawa Timur. Untuk pembangunan pabrik pertama tersebut, investasi yang ditanamkan oleh perusahaan sekitar Rp 28,8 miliar.

Bangun pabrik bahan baku obat

Selain membangun pabrik garam industri, Kimia Farma juga sedang membangun pabrik bahan baku obat yang merupakan hasil joint venture dengan perusahaan asal Korea Selatan.

Pembangunan pabrik itu diperkirakan memakan waktu dua tahun dan diperkirakan rampung pada 2018. Nantinya, pabrik tersebut akan memproduksi bahan baku obat penurun kolesterol, nyeri lambung, pengurangan kekentalan darah dan beberapa obat lainnya.

Lebih detail, pabrik baru itu memproduksi bahan baku obat atau active pharmaceutical ingredient (API) dengan kapasitas produksi 15 ton-30 ton per tahun. Selain itu juga produksi produk high functional chemical (HFC) dengan kapasitas produksi 75 ton-150 ton per tahun.

Adapun, kepemilikan saham pabrik dengan investasi Rp 110 miliar tersebut adalah Kimia Farma 75%, dan sisanya sebesar 25% di kempit Sungwun Pharmacopia Co Ltd. Bila sudah produksi, prioritas utama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedangkan sisanya akan diekspor ke relasi Sungwun Pharmacopia seperti di Jepang dan Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×