kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi CPO naik, tak diikuti produksi


Jumat, 03 November 2017 / 20:37 WIB
Konsumsi CPO naik, tak diikuti produksi


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Konsumsi minyak sawit dunia tahun 2018 diperkirakan akan naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Seiring meningkatnya penggunaan biofuel.

"Konsumsi dunia sudah meningkat sekitar 5,3%, hal itu dilatarbelakangi naiknya pendapatan, populasi, daya saing, dan penggunaan biofuel," ujar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhil Hasan saat memaparkan materi di Indonesian Palm Oil Conference (IPOC), Jumat (3/11).

Peningkatan konsumsi tersebut tidak diikuti dengan produksi. Fadhil bilang, meski produksi tetap tumbuh tetapi mengalami perlambatan.

Estimasi pertumbuhan pada tahun 2015 hingga 2020 hanya sebesar 3%. Sementara pertumbuhan produksi minyak sawit tahun 2005 hingga 2010 sebesar 10% dan tahun 2010 hingga 2015 sebesar 8%.

Berbagai faktor dinilai menyebabkan melambatnya produksi sawit. Beberapa di antaranya adalah program replanting yang dicanangkan pemerintah, kurangnya tenaga kerja, dan ketersediaan lahan yang terbatas.

Ada beberapa hal yang diperkirakan akan menjadi faktor kunci dalam mempengaruhi harga Crude Palm oil (CPO). Rencana parlemen Uni Eropa untuk menghentikan biodiesel berbasis kelapa sawit di 2021 akan mempengaruhi harga sawit. Kebijakan tersebut akan menurunkan permintaan harga sawit.

Penerapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) oleh Amerika yang efektif berjalan pada Juli 2018 juga dinilai akan menghambat pertumbuhan harga. Hal serupa juga dinilai akan dilakukan oleh beberapa negara.

Rusia telah meningkatkan standar produk CPO Indonesia. India juga menaikkan bea masuk bagi produk CPO dan turunannya.

Harga CPO pada tahun 2018 juga dipengaruhi oleh produk minyak nabati lainnya. "Harga CPO akan dipengaruhi minyak mentah, minyak nabati dan kebijakan luar negeri, CPO akan dipengaruhi minyak mentah, minyak nabati dan kebijakan luar negeri," terang Fadhil.

Fadhil memprediksi harga CPO tahun 2018 bisa stabil dan menurun sedikit dibandingkan 2017. Fadhil bilang dalam perkiraan, estimasi harga CPO 2018 adalah US$ 710 hingga US$ 720 per ton di bursa Rotterdam.

Nada optimis dilontarkan oleh analis dari Godrej International Ltd, Dorab Mistry. Dorab memperkirakan harga sawit terus naik hingga US$ 735 per ton pada akhir tahun 2017. Sementara awal tahun 2018 harga CPO diperkirakan menyentuh US$ 800 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×