Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan landbank semakin besar untuk kebutuhan pembangunan properti yang semakin besar. Namun ketersediaan lahan semakin kecil. Oleh karena itu pilihan membangun properti hunian high rise building seperti apartemen dijalankan pengembang ketimbang membangun landed houses.
Ishak Chandra, CEO Strategic Development & Sevices Sinarmas Land mengatakan, membangun high rise building memang menjadi pilihan. Namun Sinarmas Land tidak seluruhnya membangun tempat hunian berbasis high rise building, karena Sinarmas juga masih kembangkan landed houses.
"Dari total residensial mungkin kami itu 60% landed house," ujarnya, Rabu (1/11).
Isu soal tanah di kota besar khususnya Jabodetabek memang terjadi karena harganya selalu naik. Oleh karena itu, sebagai pengembang properti, PT PP Properti Tbk (PPRO) melakukan terobosan dengan memfokuskan pada high rise building.
"Kalau membangun properti di landed house, lahan kami dalam 3-5 tahun akan habis. Jadi kami di high rise building," ujar Taufik Hidayat, Presiden Direktur PT PP Properti Tbk (PPRO).
Hampir semua landbank milik PPRO di Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Malang dan Bandung difokuskan pada high rise building. Sebab lahan di perkotaan sangat sulit ditemukan. Selain harganya mahal, demand yang ada juga sangat banyak, sehingga fokus di high rise building menjadi strategi yang tepat.
"Dengan begitu lifetime kami jadi panjang, profitabilitas tinggi sehingga persoalan harga tanah sejauh ini bisa kami atasi," ujar Taufik.
Sementara itu, Artadinata Djangkar, Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengatakan, untuk mengatasi mahalnya harga tanah, pihaknya kembangkan strategi lain. Salah satunya adalah kerja sama dengan pemilik lahan yang bisa menurunkan biaya dan mempercepat ekspansi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
