kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lebaran, JNE raih peningkatan di atas 40%


Kamis, 30 Juni 2016 / 19:24 WIB
Lebaran, JNE raih peningkatan di atas 40%


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Jasa kurir ekspres menikmati peningkatan permintaan menjelang Lebaran 2016. Misalnya, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Tiki JNE) yang mencatatkan permintaan lebih dari 40% dibandingkan hari biasanya.

”Tahun ini sangat signifikan, di luar prediksi. Sebelumnya kami pasang target 30%-40%, tapi ini lebih,” ujar Mohammad Feriadi Presiden Direktur JNE kepada KONTAN, Kamis (30/6).

Feriadi mengungkapkan, pertumbuhan permintaan didukung tingginya transaksi e-commerce.  Di mana banyak perusahaan e-commerce yang mengandalkan jasa JNE. ”Ada juga yang memberikan gift ke keluarga, mungkin karena mereka enggak bisa mudik dan ingin kasih hadiah jelang lebaran ini,” tuturnya.

Menurut Feriade, efek e-commerce turut membangkitkan pengiriman barang di wilayah timur Indonesia, seperti Ujung Pandang dan Papua. Tahun ini peningkatan permintaan pengiriman ke wilayah timur lebih tinggi ketimbang peningkatan tahun sebelumnya.

Tercatat Sabtu (25/6), jumlah barang yang diangkut sebanyak 330 ton per hari. Feriadi memperkirakan, peningkatan tonase akan terus terjadi terutama sejak H-5 hingga H+4. Setelah itu, permintaan akan menurun berangsur-angsur dan mulai kembali normal. ”Di antara sekian banyak permintaan itu, dominan menggunakan jasa pesawat terbang,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Amir Syarifuddin mencatat, peningkatan tahun ini akan menjadi indikator permintaan tahun berikutnya.

Ia sepakat, bisnis e-commerce berperan besar terhadap peningkatan bisnis jasa pengiriman. Setidaknya ada tiga brand besar yang mendapat kepercayaan masyarakat untuk menjadi partner dalam bisnis e-commerce, yaitu JNE, TiKi, dan PT Pos Indonesia.

Amir juga menyebut, okupansi online saat ini dinilai lebih besar ketimbang permintaan offline.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×