kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lebih untung, KKP dorong bioflok di budidaya lele


Jumat, 26 Agustus 2016 / 22:20 WIB
Lebih untung, KKP dorong bioflok di budidaya lele


Sumber: Antara | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong peternak lele untuk mengembangkan sistem bioflok. Cara ini lebih menguntungkan secara ekonomi dibandingkan dengan pola budidaya lele dengan kolam seperti selama ini.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebijakto menerangkan, sistem bioflok untuk peternak lele memiliki kualitas biosecurity yang lebih baik dari sistem konvensional. Dengan demikian, produk yang dihasilkan meningkat standar kualitasnya.

"Jika dilakukan dengan benar sesuai standar pemeliharaan, peternak bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp 3 juta per bulan dari usaha dengan sistem bioflok," ujarnya.

Sebelumnya pada Kamis, (25/5) Dirjen Perikanan Budidaya melakukan tebar bibit ikan lele di kolam milik kelompok budi daya ikan (pokdakan) "Karya Mina Sejahtera Bersama" Desa Duren Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Slamet menjelaskan, sistem bioflok mampu menumbuhkan mikroorganisme yang mengolah limbah proses budidaya ikan lele menjadi gumpalan-gumpalan (floc) kecil. Gumpalan-gumpalan hasil olahan itulah yang dimanfaatkan sebagai pakan alami ikan lele.

Pertumbuhan mikroorganisme dilakukan dengan memberikan kultur bakteri probiotik dan memasang penyuplai oksigen yang sekaligus berfungsi mengaduk air kolam.

Dengan sistem tersebut, penggunaan pakan pada peternakan lele bisa ditekan. Jika budidaya lele dengan kolam konvensional membutuhkan pakan sebanyak 1,8 kg guna menghasilkan daging lele seberat 1 kg, maka sistem bioflok cukup dengan 1 kg. "Bahkan, bisa turun lagi hanya 0,8-0,9 kg," terang Slamet.

Kepala Balai Layanan Umum Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, Warih Hardanu menyatakan, usaha percontohan budidaya lele dengan sistem bioflok telah dirintis sejak 2015.Menurut dia, terdapat 10 pokdakan pelaksana yang tersebar di Kabupaten Karawang, Brebes, Pemalang, Magelang, Kediri, Malang dan Kota Malang yang melakukan budidaya lele dengan sistem bioflok tersebut.

"Total ada 144 unit bak terpal yang menampung benih sebanyak 619.200 ekor dan menghasilkan panen ikan lele 38.665 kilogram," ujarnya.

Pada tahun ini, lanjut Warih, kegiatan percontohan bioflok dilanjutkan di empat Kabupaten/kota yakni Kabupaten Semarang (24 kolam), Bantul Yogyakarat (24 kolam) serta Kabupaten dan Kota Malang masing-masing 12 kolam terpal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×