kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih banyak PR Kemperin di tahun ini


Senin, 11 Desember 2017 / 20:07 WIB
Masih banyak PR Kemperin di tahun ini


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemperin) menargetkan pertumbuhan industri pengolahan non-migas pada tahun 2018 sebesar 5,67%. Namun Kemperin punya sejumlah PR yang ditargetkan rampung pada akhir tahun ini. Terutama terkait koordinasi dengan kementerian lain, seperti mengenai kebijakan pemberian insetif fiskal bagi industri.

“Misalnya untuk sektor otomotif yang didorong untuk pengembangan kendaraan low cost emission carbon termasuk di dalamnya adalah mobil berbasis listrik dan hibrida. Program ini dijalankan agar Indonesia ikut berperan dalam pengembangan industri yang ramah lingkungan,” papar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Senin (11/12).

Selain itu, Kemenperin juga telah mengusulkan untuk fasilitas pengurangan pajak kepada industri yang tergolong sektor padat karya berorientasi ekspor serta yang berkomitmen membangun pendidikan vokasi dan pusat vokasi.

Menperin menyampaikan, hingga saat ini, geliat industri nasional masih menunjukkan tren yang positif. Pasalnya, kinerja dari beberapa sektor manufaktur mampu melampaui pertumbuhan ekonomi seperti industri logam dasar, makanan dan minuman, alat angkutan, mesin dan perlengkapan, serta kimia dan farmasi.

Lebih lanjut, apabila dilihat dari kontribusinya, industri memberikan sumbangan terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasonal. “Kalau digabung dengan turunannya, tentu kontribusinya lebih dari 30%. Dari segi penyerapan tenaga kerja, ada pertumbuhan mendekati 1,5 juta orang yang terjadi pada tahun 2016-2017," imbuhnya.

Menteri Airlangga menegaskan, di era digital saat ini, pemerintah perlu mendorong kesiapan teknologi dan efisiensi pasar tenaga kerja. Hal ini dilakukan agar daya saing industri nasional meningkat di kancah global. “Saat ini, telah disesuaikan lebih dari 35 program studi termasuk di dalamnya adalah program robotik,” jelanya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, revolusi industri keempat atau Industry 4.0 tidak bisa lagi dihindari. Fase ini menuntut agar setiap sektor produksi di industri sudah terintegrasi secara online. 

Agar siap menghadapi era Industry 4.0 tersebut, peningkatan kapasitas sumber daya manusia menjadi hal yang krusial. Untuk itu, pemerintah telah melakukan dengan berbagai program strategis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×