kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menperin berkunjung ke Jerman untuk memantapkan Making Indonesia 4.0


Senin, 30 April 2018 / 10:51 WIB
Menperin berkunjung ke Jerman untuk memantapkan Making Indonesia 4.0
ILUSTRASI. Menperin Airlangga Hartarto


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke dua negara di Eropa, yakni Ceko dan Jerman. Kegiatan yang akan berlangsung selama lima hari, mulai tanggal 30 April sampai 4 Mei 2018 ini terkait dengan upaya Pemerintah Indonesia untuk menerapkan industri 4.0 dan meningkatkan investasi.

Airlangga menyampaikan, Jerman menjadi negara pertama yang telah membuat roadmap mengenai implementasi ekonomi digital. “Untuk itu, kami ingin berdiskusi dengan mereka karena sebagai salah satu pionir, agar bisa dapat masukan yang positif,” kata Menperin dalam keterangan pers, Senin (30/4).

Airlangga menambahkan Pemerintah Indonesia tengah melaksanakan langkah-langkah strategis yang ditetapkan berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0. Upaya ini guna mempercepat terwujudnya aspirasi nasional yang telah ditargetkan karena memanfaatkan peluang di era revolusi industri keempat.

“Kami akan mengunjungi Fraunhofer, yaitu lembaga riset yang ada di Jerman. Lembaga riset Jerman ini sedang mengembangkan satu jenis algae yang bisa mengkonversi palm oil mill effluent (POME) menjadi gasoline. Itu beberapa riset yang nanti kami lihat,” ungkapnya.

Penemuan tersebut dinilai dapat menekan emisi gas buang kendaraan dan mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM). Hal ini sejalan dengan program yang telah diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian, yakni low carbon emission vehicle (LCEV) untuk mendorong industri otomotif di Indonesia memproduksi kendaraan ramah lingkungan.

“Riset terhadap biofuel ini harus dilakukan, karena Indonesia merupakan salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kita juga punya rumput laut. Keduanya sedang dilakukan riset, dan pemerintah siap memberikan insentif,” paparnya.

Di samping itu, salah satu dari 10 langkah prioritas nasional di dalam Making Indonesia 4.0, pemerintah berupaya menarik minat investasi asing di Tanah Air. Upaya ini dapat mendorong transfer teknologi ke perusahaan lokal.

“Di Jerman, selain ke Fraunhofer, kami juga akan melakukan pertemuan dengan Menteri Perekonomian Jerman dan beberapa pihak perusahaan di sana seperti Siemens. Jadi, kami akan terus dorong beberapa perusahaan Jerman untuk investasi baru atau meningkatkan kapasitas produksinya bagi yang sudah ada di Indonesia,” pungkasnya.

Sedangkan dalam kunjungan kerjanya di Ceko, Airlangga didampingi Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) I Gusti Putu Suryawirawan beserta delegasi mengagendakan pertemuan dengan pihak Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Ceko. Selain itu, dijadwalkan pula pertemuan bisnis dengan para pelaku usaha di Ceko.

Ceko merupakan mitra dagang Indonesia terbesar keempat di kawasan Eropa Tengah dan Timur setelah Rusia, Ukraina dan Polandia. Selama tahun 2010-2015, total nilai investasi Ceko di Indonesia mencapai US$ 34,35 juta. Sedangkan, periode 2016-2017, investasi Ceko di sektor manufaktur mencapai US$ 499.500 untuk tiga proyek yang meliputi industri logam dasar, barang logam, serta mesin dan elektronik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×