kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menperin: Insinyur siap hadapi era Industry 4.0


Minggu, 19 November 2017 / 15:08 WIB
Menperin: Insinyur siap hadapi era Industry 4.0


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dianugerahi AFEO Distinguished Honorary Fellow oleh Asean Federation Engineering Organization (AFEO) atau organisasi insinyur di Asean pada Konferensi AFEO di Bangkok, Thailand, Sabtu (18/11). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Chairman AFEO Thanes Weerasiri kepada Menperin dengan disaksikan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Hermanto Dardak.

“Sebagai insinyur selama lebih dari 30 tahun, saya merasa bersyukur atas penghargaan ini dan berterima kasih atas dukungan semua pihak selama ini sehingga saya bisa terus berkontribusi kepada dunia keinsinyuran, terutama di ASEAN,” kata Airlangga sesuai keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu (19/11).

Menurutnya, tantangan sebagai insinyur adalah harus memahami perkembangan di dunia saat ini, seperti mulainya era revolusi industri keempat. “Di mana revolusi ini dirasakan di seluruh dunia dan diperbincangkan di antara para insinyur,” ujarnya.

Industry 4.0 ini merupakan isu penting, karena lembaga dunia seperti World Economic Forum dan The United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) serta negara maju dan berkembang berupaya untuk membuat kebijakan dalam meghadapi jalannya revolusi industri tersebut.

“Kami melihat negara-negara berupaya menyesuaikan sektor manufakturnya. Para insinyur, mulai dari Amerika Serikat, Eropa hingga Asia, serta pendidikan engineering semakin dirasa vital untuk mendukung kemajuan sektor manufaktur,” paparnya.

Berdasarkan pengamatan Airlangga, di ASEAN mulai fokus membangun pendidikan dan pelatihan vokasi serta mengembangkan universitas sebagai sebuah pusat unggulan untuk menciptakan inovasi di sektor manufaktur. Hal ini diyakini akan mendorong peningkatan pada daya saing negara dan pertumbuhan perekonomian sehingga mampu membawa dampak kepada kesejahteraan masyarakat.

“Kami meyakini ASEAN pada dekade selanjutnya dapat menjadi wilayah yang memimpin menjadi masa depan produksi, dengan basis internet of everything sabagai infrastruktur utamanya,” ungkap Airlangga. Sehingga akan terjadi lompatan kuantum dalam perkembangan di kawasan ini.

Menperin optimistis target tersebut bisa terwujud karena ASEAN memiliki potensi yang kuat untuk mencapainya, dengan keunggulan besar yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi regional yang stabil dan persentasenya lebih besar daripada pertumbuhan ekonomi dunia.

“ASEAN didukung oleh beberapa faktor lainnya, seperti populasi penduduk usia muda, kelas menengah yang tumbuh, infrastruktur digital yang berkembang, transformasi industri kecil dan menengah ke arah digital, serta konektivitas antarmanusia,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×