kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MLBI kian bahenol berkat minuman niralkohol


Selasa, 15 November 2016 / 21:56 WIB
MLBI kian bahenol berkat minuman niralkohol


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Tak selamanya rintangan bisnis menjadi hambatan bagi sebuah perusahaan untuk menggenjot pendapatan. Paling tidak, hal ini berlaku bagi PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Meski roda bisnisnya dihadang aturan larangan penjualan, produsen minuman beralkohol itu masih mampu mencetak kinerja cemerlang.

Lihat saja laporan keuangan Multi Bintang pada kuartal III 2016. Emiten yang memiliki kode saham MLBI ini berhasil membukukan penjualan Rp 2,29 triliun atau naik sekitar 34,7% dari periode yang sama 2015, sebesar Rp 1,70 triliun.

Bukan cuma itu. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, perusahaan yang kesohor dengan merek produknya Bir Bintang ini juga mampu menekan beban pokok penjualan menjadi Rp 796,22 miliar atau turun dari periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp 796,25 miliar. 

Alhasil, dengan ditopang kenaikan penjualan dan penurunan beban pokok penjualan, laba bersih perusahaan yang didirikan pada tahun 1931 ini meroket 92% dari Rp 353,42 miliar pada kuartal III 2015 jadi Rp 678,92 miliar pada kuartal III 2016. 

Sebagai catatan, tahun lalu, produsen bir dan minuman ringan ini mencatat laba bersih turun 37,49% menjadi Rp 496 miliar dari capaian 2014 sebesar Rp 794 miliar. Pelemahan laba bersih itu disebabkan penjualan bersih perusahaan yang turun 9,77% menjadi Rp 2,69 triliun, dari Rp 2,98 triliun.

Tentu saja, tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan. Untuk mengatasi belenggu aturan larangan penjualan minuman beralkohol yang diterapkan pemerintah, Multi Bintang melancarkan sejumlah strategi bisnis demi menaklukkan pasar minuman di tanah air.

Presiden Direktur PT Multi Bintang Indonesia Tbk Michael Chin mengatakan, salah satu kunci keberhasilan perusahaannya meraup laba tinggi pada kuartal III 2016 adalah menciptakan inovasi bisnis. Antara lain, perseroan ini tidak hanya mengandalkan pertumbuhan organik dari produk minuman alkohol, tapi juga menggenjot penjualan non alkohol.

Sejak tahun 2013, kata Michael, Multi Bintang telah memiliki peta inovasi perusahaan untuk mengembangkan produk-produk baru. Ini baik produk minuman beralkohol maupun non alkohol. Di antaranya, bir dengan kadar alkohol rendah 2%, minuman malt berkarbonasi bebas alkohol yang dikenal dengan kategori 0.0% dan minuman ringan berkarbonasi.

Pada akhir Oktober 2016 lalu, Multi Bintang telah meluncurkan inovasi produk berupa minuman bebas alkohol dengan kategori baru, yakni minuman malt berkarbonasi Bintang 0,0%, yakni Bintang 0.0% MAXX. 

Dengan menawarkan rasa dan aroma khas, Bintang 0.0 MAXX makin melengkapi jajaran portofolio minuman bebas alkohol yang diproduksi Multi Bintang.

Sebelumnya, kata Michael, pada tahun 2005, Multi Bintang meluncurkan inovasi minuman bebas alkohol Bintang 0.0% Zero. Belum puas dengan kehadiran produk tersebut, pada awal tahun 2016, minuman bebas alkohol dengan merek Bintang 0.0% Radler kembali diluncurkan oleh Multi Bintang. 

Michael menegaskan, Multi Bintang akan terus berinovasi untuk memenuhi keingingan dan selera konsumen yang semakin beragam. “Inovasi adalah kunci utama Multi Bintang untuk tetap terus berkembang di Indonesia,” kata Michael kepada KONTAN, pekan lalu.

Target pasar

Dia memaparkan, target pasar yang dibidik dalam penjualan minuman non alkohol adalah kaum pria dewasa yang punya ragam selera rasa terhadap minuman. Contohnya peluncuran Bintang 0.0 MAXX. “Kami melihat adanya keinginan konsumen, terutama pria dewasa akan pilihan rasa minuman yang lebih kuat,” kata Michael.

Menurut dia, kegiatan kongkow bersama keluarga, teman atau kolega sudah sangat identik dengan masyarakat Indonesia. “Kumpul bareng dilakukan di mana dan kapan saja untuk melepas penat, berganti suasana, bertemu, berbincang, bertukar pikiran, menggali kreativitas ataupun mencari inspirasi,” imbuhnya.

Michael menambahkan, Multi Bintang akan berupaya memantapkan strategi bisnisnya untuk terus menjadi pionir industri minuman di Indonesia dengan portofolio merek-merek minuman beralkohol dan non alkohol yang terdepan. 

Untuk mendukung strategi inovasi tersebut, Multi Bintang telah mendirikan fasilitas produksi khusus untuk produk non alkohol yang dibangun pada tahun 2014 di atas lahan seluas 4.720 meter persegi dan terpisah dari pabrik bir. Jadi, produk minuman non alkohol memiliki tempat produksi yang berbeda dengan kategori bir. 

Michael bilang, pabrik khusus non alkohol itu dibangun di Kabupaten Sampang Agung, Mojokerto, Jawa Timur. Pembangunan pabrik minuman non alkohol ini menelan investasi Rp 210 miliar. Pabrik ini dibangun dalam waktu sembilan bulan dan resmi mulai beroperasi pada Agustus 2014.

Direktur Hubungan Korperasi, PT Multi Bintang Indonesia Tbk Bambang Britono menambahkan, pabrik ini hadir sebagai solusi inovatif untuk produk-produk minuman bebas alkohol dengan kualitas produk berstandar internasional. 

Saat ini, kata dia, ada dua pabrik PT Multi Bintang Indonesia Tbk, yakni di Tangerang dan Mojokerto. Adapun, pabrik di Tangerang memproduksi jenis bir dan pabrik di Mojokerto memproduksi minuman non alkohol.

Produksi di Mojokerto terdiri dari dua varian, yakni Bintang Zero 0,0% dan Bintang Radler 0,0% dengan kemampuan pabrik produksi sebanyak 33.000 kaleng per jam. Bahan baku produknya berasal dari negara empat musim, sehingga MLBI tidak mengambil dari dalam negeri. "Kita hanya bisa mengambil air dari sini karena kandungannya bagus dan jumlah banyak. Jadi, kami benar-benar menjaga ketersediaan air di sini,” katanya.

Jenny Tumewa, Marketing Manager Group Brand Bintang Multi Bintang Indonesia mengatakan, perseroannya selalu melakukan inovasi dengan melihat peluang. “Inovasi produk kami adalah buah dari penelitian intensif dalam pasar minuman saat ini,” katanya.

Jenny menambahkan, Bintang 0,0% juga memiliki proses produksi yang berbeda dengan kategori bir. Bintang 0,0% tidak melibatkan proses fermentasi dalam pembuatannya. “Tahun ini masih dalam tahap pengembangan varian rasa dan development, kami belum mengarah ke ekspor. Dalam kemasan, kami cantumkan 0,0% untuk membedakan non alkohol dan alkohol,” beber Jenny. 

Selain produk Bintang 0,0%, perseroan ini juga memproduksi produk minuman bersoda Green Sands dan Fayrouz di pabrik ini. Jadi, Bintang 0.0 MAXX melengkapi produksi lainnya dari Bintang Radler (Lemon) 0.0, Bintang Zero 0.0, GreenSands (LimeLychee, LimeApple, LemonGrape), dan Fayrouz (Pineapple dan Pear).

Memperkuat distribusi

Selain melancarkan strategi bisnis di sektor produksi, kata Michael, Multi Bintang juga memperkuat “consumer franchise”. Pada awal tahun ini, Multi Bintang telah membuat perjanjian lisensi merek dagang (Trade Mark License Agreement/TMLA) dengan Premium Beverages International BV (PBI) asal Belanda atas penjualan Fayrouz, produk minuman ringan asal Mesir di Indonesia. Fayrouz merupakan minuman berkarbonasi bebas alkohol berbahan dasar malt.

Multi Bintang dan Premium Beverages International BV merupakan dua perusahaan terafiliasi. Pasalnya, keduanya adalah milik Heineken International BV. Porsi saham Heineken di MLBI adalah 81,78%. Lalu, seluruh alias 100% saham Premium Beverages International BV dimiliki oleh Heineken.

Berdasarkan kesepakatan itu, Multi Bintang dapat memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan minuman ringan asal Mesir tersebut. Adapun perjanjian ini berlaku dalam jangka waktu 10 tahun dan akan otomatis diperpanjang untuk jangka waktu 5 tahun.

Tidak sampai di situ, untuk memperlancar pemasaran produk minuman alkohol, Multi Bintang juga membenahi jaringan distribusi. Multi Bintang telah menyesuaikan konsumen dalam membeli produk bir dari mini market ke supermarket atau tempat di minum langsung berizin. 

“Strategi inovasi tersebut berhasil memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan Multi Bintang, di mana produk-produk minuman non alkohol saat ini memberikan kontribusi 13% dari pendapatan Multi Bintang,” ungkap Michael.  

Dengan melakukan inovasi produk dan jaringan distribusi, Multi Bintang mengincar pendapatan hingga Rp 4 triliun pada 2020 di tengah larangan penjualan bir di minimarket yang selama ini menjadi andalan perusahaan. 

Untuk mencapai target itu, perusahaan ini akan mengandalkan penjualan minuman non alkohol, terutama Fayrouz, di pasar Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×