kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

MYTX berburu peluang di pasar ekspor


Selasa, 24 Mei 2016 / 10:52 WIB
MYTX berburu peluang di pasar ekspor


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Alarm kuning dalam laporan keuangan PT Asia Pacific Investama Tbk masih berdering. Bahkan mungkin kini berdering lebih kencang. Pasalnya, sepanjang triwulan pertama kemarin, perusahaan ini mencetak rugi bersih lebih besar ketimbang tahun lalu.

Namun, manajemen Asia Pacific atau yang semula menyandang nama PT Apac Citra Centertex Tbk, berusaha tetap optimistis. Perusahaan itu berharap Dewi Fortuna menghampiri mereka sehingga catatan keuangan semester II nanti bisa lebih dibanggakan.

Sadar keberuntungan tak akan datang tanpa usaha, Asia Pacific pun siap bekerja lebih keras lagi. Alih-alih mengembangkan pasar domestik, perusahaan tersebut memilih berburu peluang di pasar mancanegara. 

Maklum saja, mayoritas sumber pendapatan Asia Pacific berasal dari pasar ekspor yakni hingga 60%. Nah, target perusahaan berkode MYTX di Bursa Efek Indonesia tersebut mengantongi penjualan ekspor sebesar 65%-70% pada tahun ini.

Anas Bahfen, Direktur PT Asia Pacific Investama Tbk mengatakan ada dua hal yang akan dilakukan Asia Pacific. Pertama, strategi intensifikasi atau memperdalam pasar ekspor yang sudah mereka kuasai di kawasan Uni Eropa, Asia, Amerika Serikat. Tujuannya untuk meningkatkan nilai dan volume penjualan ke negara-negara ekspor lawas. 

Kedua, strategi ekstensifikasi atau menambah negara tujuan ekspor baru.  Asia Pacific ingin masuk pasar di kawasan Afrika dan Timur Tengah.

Menurut Anas, saat ini proses penjajakan ekspor ke Afrika dan Timur Tengah sedang berlangsung. Hanya saja, dia masih merahasiakan detail rencana tersebut.

Yang pasti, Asia Pacific tak mau asal tambah negara tujuan ekspor tanpa menakar kemampuan internal. Makanya, mereka akan mengimbangi strategi perluasan pasar ekspor dengan peningkatan produksi. 

"Kami akan tingkatkan utilitas produksi kami yang saat ini mencapai 80%," ujar Anas kepada KONTAN pada Senin (23/5).

Sebagai informasi, Asia Pacific membikin aneka produk. Sepanjang tahun 2015, perusahaan tersebut memproduksi 294.091 bal benang tenun, 25,13 juta meter kain mentah lembaran dan 13,16 juta yard kain denim.

Selain itu, Asia Pacific juga masih mengantongi dana belanja modal alias capital expenditure (capex) US$ 5 juta - US$ 10 juta. Duit belanja 2016 tersebut masih utuh karena sepanjang kuartal I-2016 mereka belum membelanjakan dana belanja modal itu.

Kurs dan bunga

Kerja keras Asia Pacific tersebut demi memenuhi target pertumbuhan volume produksi 10%. Kalau target penjualan mereka pada tahun ini sebesar Rp 1,75 triliun.

Patut dicatat, target penjualan 2016 itu turun jika dibandingkan dengan realisasi penjualan 2015. Tahun lalu Asia Pacific mencatatkan penjualan bersih Rp 1,89 triliun.

Proyeksi penurunan kinerja tersebut sejalan dengan realisasi kinerja Asia Pacific pada kuartal I-2016. Pada triwulan pertama tahun ini, mereka mengantongi penurunan penjualan bersih 20,22% menjadi Rp 434,89 miliar.

Penurunan penjualan bersih dan peningkatan beban membikin rugi bersih Asia Pacific membengkak. Jika pada kuartal I-2015 rugi bersih tercatat Rp 65,68 miliar, pada kuartal I-2016 rugi bersih menjadi Rp 103,09 miliar.

Manajemen Asia Pacific menyebutkan, musabab kinerja kuartal I-2016 turun ketimbang periode yang sama tahun lalu karena tekanan kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah. Sebab lain, daya beli konsumen juga lesu. "Masalahnya cukup komplit," tandas Anas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×