kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nissan perkenalkan teknologi Brain-to-Vehicle


Senin, 08 Januari 2018 / 17:35 WIB
Nissan perkenalkan teknologi Brain-to-Vehicle


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - YOKOHAMA. Nissan meluncurkan penelitian terbaru yang memungkinkan kendaraan menginterpretasikan sinyal dari pikiran pengendara. Disebut sebagai teknologi Brain-to-Vehicle atau B2V, nantinya teknologi dapat mempercepat reaksi pengendara dan mengarahkan kendaraan agar tetap beradaptasi untuk berkendara lebih menyenangkan.

Nissan akan mendemonstrasikan kemampuan teknologi eksklusif ini pada pameran Consumer Electronics Show (CES) 2018 di Las Vegas, Amerika Serikat. B2V merupakan pengembangan terbaru dari Nissan Intelligent Mobility. Ini merupakan visi perusahaan untuk mengubah bagaimana kendaraan dikendarai, ditenagai, dan terintegrasi dengan lingkungan di sekitarnya.

“Ketika semua orang berbicara tentang kendaraan otonom, visi mereka sangat tidak personal, karena manusia melepaskan kendali pada mesin. Teknologi B2V justru kebalikannya. Teknologi ini menggunakan sinyal dari pikiran pengendara untuk membuat berkendara lebih menyenangkan dan nyaman,” kata Executive Vice President Nissan, Daniele Schillaci dalam keterangan pers, Senin (8/1).

Terobosan terbaru dari Nissan ini merupakan hasil dari penelitian menggunakan teknologi penguraian kode pikiran untuk memprediksi tindakan pengendara dan mendeteksi ketidaknyamanan.

Pertama, prediksi. Dengan menangkap tanda-tanda dari pikiran pengendara tentang sebuah gerakan – seperti memutar roda kemudi atau menekan pedal – teknologi driver assist dapat memulai aksi yang lebih cepat. Ini dapat memperbarui waktu reaksi dan meningkatkan berkendara secara manual.

Kedua, deteksi. Dengan mendeteksi dan mengevaluasi ketidaknyamanan pengendara, kecerdasan buatan (artificial intelligent) dapat mengubah konfigurasi berkendara dan gaya berkendara pada mode otonom.

Lucian Gheorghe, Senior Innovation Researcher pada Nissan Research Center di Jepang menjelaskan, teknologi ini dapat menggunakan teknologi augmented reality untuk menyesuaikan apa yang pengendara lihat dan membuat suasana kabin yang lebih santai.

“Penelitian ini akan menjadi acuan untuk inovasi-inovasi dalam kendaraan Nissan pada tahun-tahun mendatang," kata Gheorghe.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×