kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pabrik amonia Surya Esa Perkasa baru bisa produksi 80% tahun ini


Senin, 26 Maret 2018 / 18:53 WIB
Pabrik amonia Surya Esa Perkasa baru bisa produksi 80% tahun ini
ILUSTRASI. Surya Esa Perkasa Tbk atau ESSA


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pabrik amonia ditargetkan PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) akan mulai beroperasi April 2018. Pabrik yang dibangun di Kecamatan Banggai, Sulawesi Tengah bernilai investasi US$ 830 juta.

Prakash Bumb, Vice President Finance PT Surya Esa Perkasa Tbk mengungkapkan, pembeli utama produk amonia adalah Mitsubishi Corporation Jepang. Kemudian nantinya Mitsubishi akan menjual lagi hasil olahannnya ke pabrik lain. "Untuk tahun ini, kami prediksi produksinya baru bisa mencapai 80% dari total kapasitas produksi," kata Prakash saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (26/3).

Prakash menjelaskan produksi pabrik baru akan bisa optimal di tahun depan. Dari catatan Kontan.co.id, pabrik amonia ini sanggup memproduksi 2.000 ton amonia per hari atau 700.000 ton per tahun.

Prakash menjelaskan tahun ini belum ada alokasi belanja modal lain, selain untuk penyelesaian pabrik amonia tersebut. Total investasi project expenditure yang saat ini dikerjakan untuk kilang saja sekitar US$ 800 juta. Sedangkan, bila dihitung sejak pembangunan dari awal, sampai dengan proses komersial dan siap operasi bisa mencapai US$ 830 juta.

Sampai kuartal III-2017, kontribusi pejualan ESSA banyak ditopang oleh penjualan elpiji yaitu sekitar 87,97% dari seluruh penjualan. Sedangkan sisanya sekitar 12,03% ditopang dari pendapatan jasa pengolahan.

Sementara, bila adanya pabrik ini akan mengubah proporsi pendapatan. Dalam paparan publik beberapa saat lalu, Prakash menjelaskan sebanyak 70% lebih pendapatan akan didapat dari penjualan ammonia dan sisanya dari LPG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×