kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panca Budi antisipasi kenaikan bahan baku dengan hedging


Jumat, 06 Juli 2018 / 16:08 WIB
Panca Budi antisipasi kenaikan bahan baku dengan hedging
ILUSTRASI. PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID)


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kantung plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) tak menampik bahwa kenaikan harga minyak akhir-akhir ini turut mempengaruhi bisnis perusahaan. Namun perseroan punya kiat tersendiri agar dapat menjaga perolehan keuntungannya.

Tan Hendra, Direktur PT Panca Budi Idaman Tbk mengatakan bahwa bahan baku plastik dan barang jadi produksi PBID mempunyai suplai dan demand nya masing-masing. Sekadar informasi, pabrikan memproduksi jenis plastik polietilena, polipropilena dan High Density Polyethylene (HDPE) yang merupakan produk turunan minyak bumi.

Produk petrokimia tersebut diakui Tan sebagai bahan baku cenderung naik harganya searah dengan kenaikan harga minyak bumi. "Untuk itu perusahaan selalu melakukan hedging terhadap kewajiban dolar AS supaya meminimalisir resiko," terangnya kepada Kontan.co.id, Jumat (6/7).

Untuk saat ini, menurut Tan, kewajiban dolar AS dirasakan relatif rendah. "Dimana tingkat inventory yang tinggi sudah memberikan hedging natural itu sendiri," ucapnya.

Selain itu perusahaaan juga selalu menjaga ketersediaan stok dengan adanya beberapa penyuplai bahan baku baik dalam negeri maupun luar negeri. "Kami pun juga menjaga ketersediaan bahan baku dengan menggunakan buffer stok yang cukup dengan didukung oleh modal yang kuat," kata Tan.

Sementara mengenai kenaikan harga jual, Tan mengaku hal tersebut tergantung supply dan demand di pasar. PBID masih terus melakukan review harga jual secara periodik.

Menurut Tan ketidaktersediaan produk substitusi untuk produk perseroan, harga jual yang terjangkau serta merupakan produk kebutuhan sehari hari, membuat demand untuk produk kantung plastik cukup stabil. "Konsumen juga tidak terlalu terpengaruh (inelastis) terhadap perubahan harga jual produk," terangnya.

Saat ini, PBID memiliki total tujuh pabrik yang tersebar di Medan, Solo, Jabodetabek dan Cilegon. Kapasitas produksi pabrik-pabrik ini mencapai 72.000 ton plastik per tahun.

Menilik laporan keuangan kuartal I-2018, perusahaan ini mencatatkan kenaikan laba bersih tahun berjalan sepanjang kuartal tersebut sebesar 37% menjadi Rp 79,64 miliar. Di periode yang sama pada tahun sebelumnya, produsen plastik ini membukukan laba bersih sebesar Rp 58,16 miliar.

Kenaikan laba disokong pertumbuhan pendapatan sebesar 20,67% menjadi Rp 985,95 miliar pada kuartal I-2018. Pada kuartal pertama 2017, pendapatan PBID tercatat sejumlah Rp 817,02 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×