kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar motor matik makin menggelitik


Selasa, 26 Juli 2016 / 12:01 WIB
Pasar motor matik makin menggelitik


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Motor otomatik semakin diminati di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, pangsa pasar motor matik naik signifikan dari 59,3% di tahun 2012 menjadi 77,6% di semester pertama 2016.

Popularitas motor matik menggusur segmen motor bebek yang sebelumnya sempat menguasai pasar sepeda motor Indonesia. Salah satu produsen sepeda motor yang menikmati penjualan sepeda motor matik itu adalah PT Astra Honda Motor (AHM).

"Sekarang kontribusi penjualan motor matik 80%, sementara bebek 8%-9%," kata Thomas Wijaya, General Manager Divisi Penjualan PT Astra Honda Motor (AHM) kepada KONTAN, Senin (25/7).

Thomas menyebut, ada empat faktor yang mempengaruhi perubahan tren pasar. Pertama, konsumen menganggap motor matik lebih nyaman di kendarai.

Menurut Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI). "Hasil survei, konsumen butuh motor yang praktis," kata Sigit kepada KONTAN, Senin (25/7).

Kedua, motor matik dilengkapi fitur keamanan yang tak ada di motor bebek. Honda misalnya memiliki parking brake lock. Ketiga, sepeda motor matik juga irit bahan bakar. "Pemakaian bahan bakar motor matik dan bebek tak jauh beda," kata Thomas.

Keempat, harga juga tidak jauh berbeda. Padahal, saat motor matik mulai digemari di Indonesia pada tahun 2000-an, harganya jauh lebih mahal ketimbang motor bebek.

Namun demikian, pangsa pasar motor bebek belum habis. Ada beberapa alasan. Pertama, motor bebek banyak digunakan sebagai kendaraan operasional. Selain itu, konsumen motor di daerah lebih suka menggunakan motor bebek misalnya di perkebunan.

Meskipun pasar motor matik menarik, namun tak semua APM ingin mengenyamnya. Seperti PT Kawasaki Motor Indonesia memilih tekun di pasar motor sport. "Kami tidak tertarik sepeda motor matik," kata Michael Chandra Tanadhi, Deputi Departemen Head Sales & Promotion Division PT Kawasaki Motor Indonesia, Senin (25/7).

Meski menggarap pasar yang mini, Michael tidak khawatir pasar motor sport tergerus. Malahan, pasar motor sport justru punya peluang tumbuh saat ekonomi membaik. "Konsumen naik kelas dan berpindah dari motor matik ke sport," jelas Michael.

Pada semester pertama 2016, Honda satu-satunya APM yang mencatat kenaikan penjualan sebesar 1,3%. Yang lain turun dengan rincian, Suzuki turun 47,6%, diikuti TVS turun 39,8%, Yamaha turun 21,6% dan Kawasaki turun 15,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×