kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   -935,51   -100.00%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemangkasan ekspor karet dinilai belum perlu


Rabu, 19 Juli 2017 / 16:49 WIB
Pemangkasan ekspor karet dinilai belum perlu


Reporter: Abdul Basith | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rencana pertemuan menteri International Tripartite Rubber Council (ITRC) mengenai pemangkasan ekspor karet dirasa belum tepat dilakukan. Menurut Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo, saat ini produksi karet masih defisit. "Hal ini berbeda kondisi saat 2016 di mana produksi akhir 2015 surplus," ujar Moenardji.

Meski defisit, rasio stok global karet masih mencukupi sebesar 2,2 bulan dan mendekati rasio normal rasio stok global sebesar dua bulan. Akhir 2015 lalu, rasio stok global mencapai tiga bulan. Defisitnya karet saat ini dikarenakan ada penumpukan stok di China.

Seperti yang diketahui, China merupakan pasar karet terbesar di dunia. Pasokan yang dikirim ke China per tahun mencapai 4,5 juta ton. Jumlah itu sama dengan 40% dari total konsumsi karet dunia yang sebesar 11 juta ton per tahun.

Menurut Moenardji, karet yang ada di pelabuhan China mayoritas berasal dari Thailand. Prosentasenya diperkirakan mencapai 50%. Sedangkan karet asal Indonesia hanya sebagian kecil saja.

Dari kondisi tersebut, pemangkasan produksi karet sebagai langkah yang tidak tepat dilakukan. Apabila tetap dilakukan, lanjutnya, hal ini bisa diibaratkan seperti penggunaan antibiotik pada manusia yang tidak sakit sehingga akan merusak imunitas. "Ke depan bisa saja memerlukan antibiotik yang lebih mahal jadinya," terang Moenardji.

Langkah tepat yang harus dilakukan adalah memperbaiki tingkat produksi di hulu. Selain itu, perlu juga mengelola alur produksi sehingga tidak terjadi penumpulan pasokan. Dia juga menambahkan, karet yang diekspor ke China perlu dikurangi dan dialihkan ke negara lain.

Gapkindo menilai, produksi karet saat ini masih sehat. Meski data produksi karet semester satu belum dirilis, tetapi Gapkindo optimistis bisa mencapai target produksi tahun ini sebesar 3,23 juta ton dengan target ekspor sebesar 2,7 juta ton. Jumlah tersebut meningkat dari periode yang sama tahun lalu di mana produksi mencapai 3,15 juta ton dengan produksi 2,63 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×